INDONESIA MERDEKA!!!!
·
BPUPKI, PANTIA KECIL Dan PPKI
·
Kekalahan Jepang Melawan Sekutu
·
Peristiwa Rengasdengklok
·
Peristiwa Perumusan Teks Proklamasi
·
Pembacaan Naskah
Proklamasi
·
Cerita
Menarik Dibalik Peristiwa Proklamasi
BPUPKI,
PANTIA KECIL DAN PPKI
BPUPKI???
Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(独立準備調査会
Dokuritsu Junbii Chōsakai. )
PEMBENTUKAN
BPUPKI
Pada tahun 1944 Saipan jatuh ke tangan Sekutu. Dengan demikian seluruh pertahanan Jepang di Pasifik sudah hancur dan bayang-bayang kekalahan Jepang mulai nampak. Dalam situasi kritis tersebut, pada tanggal 1 maret 1945 Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Cosakai). Pembentukan badan ini bertujuan untuk menyelidiki hal-hal penting menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka. Pengangkatan ini diumumkan pada tanggal 29 April 1945. dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat diangkat sebagai ketua (Kaico). Sedangkan yang duduk sebagai Ketua Muda (Fuku Kaico) pertama dijabat oleh seorang Jepang, Shucokan Cirebon yang bernama Icibangase. R.P. Suroso diangkat sebagai Kepala Sekretariat dengan dibantu oleh Toyohito Masuda dan Mr. A.G. Pringgodigdo.
Pada tahun 1944 Saipan jatuh ke tangan Sekutu. Dengan demikian seluruh pertahanan Jepang di Pasifik sudah hancur dan bayang-bayang kekalahan Jepang mulai nampak. Dalam situasi kritis tersebut, pada tanggal 1 maret 1945 Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Cosakai). Pembentukan badan ini bertujuan untuk menyelidiki hal-hal penting menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka. Pengangkatan ini diumumkan pada tanggal 29 April 1945. dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat diangkat sebagai ketua (Kaico). Sedangkan yang duduk sebagai Ketua Muda (Fuku Kaico) pertama dijabat oleh seorang Jepang, Shucokan Cirebon yang bernama Icibangase. R.P. Suroso diangkat sebagai Kepala Sekretariat dengan dibantu oleh Toyohito Masuda dan Mr. A.G. Pringgodigdo.
SIDANG-SIDANG
BPUPKI
Persidangan BPUPKI
Pertama
Persidangan BPUPKI untuk merumuskan Undang-undang Dasar diawali dengan
pembahasan mengenai persoalan “dasar” bagi Negara Indonesia Merdeka. Untuk
itulah pada kata pembukaannya, ketua BPUPKI, dr. Radjiman Wediodiningrat meminta
pandangan para anggota mengenai dasar Negara Indonesia merdeka tersebut. Tokoh
yang pertama kali mendapatkan kesempatan untuk mengutarakan rumusan Dasar
Negara Indonesia Merdeka adalah Mr. Muh. Yamin. Pada hari pertama persidangan
pertama tanggal 29 Mei 1945, Muh. Yamin mengemukakan lima “Azas Dasar Negara
Kebangsaan Republik Indonesia” sebagai berikut :
1. Peri Kebangsaan;
2. Peri Kemanusiaan;
3. Peri Ke-Tuhanan;
4. Peri Kerakyatan;
5. Kesejahteraan Rakyat.
Dua
hari kemudian pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Supomo
mengajukan Dasar Negara Indonesia Merdeka adalah sebagai berikut :
1. persatuan
2. kekeluargaan
3. keseimbangan
4. musyawarah
5. keadilan sosial
1. persatuan
2. kekeluargaan
3. keseimbangan
4. musyawarah
5. keadilan sosial
Keesokan harinya pada tanggal 1 Juni 1945 berlangsunglah rapat terakhir dalam persidangan pertama itu. Pada kesempatan itulah Ir. Sukarno mengemukakan pidatonya yang kemudian dikenal sebagai “Lahirnya Pancasila”. Keistimewaan pidato Ir. Sukarno adalah selain berisi pandangan mengenai Dasar Negara Indonesia Merdeka, juga berisi usulan mengenai nama bagi dasar negara, yaitu : Pancasila, Trisila, atau Ekasila. Lima dasar negara yang diusulkan oleh Ir. Sukarno adalah sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia;
2. Internasionalisme atau peri-kemanusiaan;
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial;
5. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
PANITIA SEMBILAN / PANITIA
KECIL DALAM Masa antara sidang resmi
pertama dan sidang resmi kedua
Persidangan pertama BPUPKI berakhir pada tanggal 1 Juni 1945. Sidang
tersebut belum menghasilkan keputusan akhir mengenai Dasar Negara Indonesia
Merdeka. Selanjutnya diadakan masa “reses” selama satu bulan lebih.
Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang beranggotakan 9 orang. Oleh karena itu panitia ini juga disebut sebagai Panitia Sembilan. Anggota-anggota Panitia Sembilan ini adalah sebagai berikut :
1. Ir. Sukarno
2. Drs. Moh. Hatta
3. Muh. Yamin
4. Mr. Ahmad Subardjo
5. Mr. A.A. Maramis
6. Abdulkadir Muzakkir
7. K.H. Wachid Hasyim
8. K.H. Agus Salim
9. Abikusno Tjokrosujoso.
Musyawarah dari Panitia Sembilan ini kemudian menghasilkan suatu rumusan yang menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan Negara Indonesia Merdeka. Oleh Muh.Yamin rumusan itu diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Rumusan draft dasar negara Indonesia Merdeka itu adalah :
1. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya;
2. (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan;
5. (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada tanggal 10 Juli 1945 dibahas Rencana
Undang-undang Dasar, termasuk soal pembukaan atau preambule-nya oleh
sebuah Panitia Perancang Undang-undang Dasar yang diketuai oleh Ir.
Sukarno dan beranggotakan 21 orang. Selanjutnya panitia tersebut
membentuk Panitia Kecil Perancang Undang-undang Dasar yang diketuai Prof.
Dr. Mr. Supomo dengan anggotanya Mr. Wongsonegoro, Mr. Ahmad
Subardjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, H. Agus Salim dan
Sukiman. Hasil perumusan panitia kecil ini kemudian disempurnakan
bahasanya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri dari Husein
Djajadiningrat, Agus Salim dan Supomo.
Persidangan BPUPKI Kedua
Masa persidangan
BPUPKI yang kedua berlangsung sejak tanggal 10 Juli 1945
hingga tanggal 14 Juli
1945. Agenda sidang BPUPKI kali ini membahas
tentang wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, kewarganegaraan Indonesia,
rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara,
serta pendidengajaran. Ir. Sukarno selaku ketua panitia melaporkan tiga hasil,
yaitu :
1. Pernyataan Indonesia Merdeka;
2. Pembukaan Undang-undang Dasar;
3. Undang-undang Dasar (batang tubuh);
1. Pernyataan Indonesia Merdeka;
2. Pembukaan Undang-undang Dasar;
3. Undang-undang Dasar (batang tubuh);
PPKI!!!!
Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(独立準備委員会 Dokuritsu Junbi Iinkai. )
Persiapan
kemerdekaan dilanjutkan oleh PPKI. Persidangan resmi PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Pada tanggal 7
Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah
dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu menyusun rancangan Undang-Undang Dasar bagi negara Indonesia Merdeka, dan digantikan dengan dibentuknya
"Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia"
("PPKI") atau dalam bahasa
Jepang: Dokuritsu Junbi
Inkai dengan Ir. Soekarno sebagai ketuanya.
Tugas "PPKI" ini yang pertama adalah meresmikan
pembukaan (bahasa Belanda: preambule) serta batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945. Tugasnya yang kedua adalah melanjutkan
hasil kerja BPUPKI, mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak pemerintah
pendudukan militer Jepang kepada bangsa Indonesia, dan mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah
ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru.
Anggota "PPKI" sendiri terdiri dari 21 orang tokoh
utama pergerakan nasional Indonesia, sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan
dari berbagai etnis di wilayah Hindia
Belanda, terdiri dari: 12
orang asal Jawa, 3 orang asal Sumatera, 2 orang asal Sulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku, 1 orang asal etnis Tionghoa. "PPKI" ini diketuai oleh Ir.
Soekarno, dan sebagai
wakilnya adalah Drs. Mohammad Hatta.
Sementara itu dalam sidang
"PPKI" pada tanggal 18 Agustus 1945, dalam hitungan kurang dari 15 menit telah terjadi kesepakatan dan
kompromi atas lobi-lobi politik dari pihak kaum keagamaan yang beragama
non-Muslim serta pihak kaum keagamaan yang menganut ajaran kebatinan,
yang kemudian diikuti oleh pihak kaum kebangsaan (pihak "Nasionalis") guna melunakkan hati pihak
tokoh-tokoh kaum keagamaan yang beragama Islam guna dihapuskannya "tujuh kata" dalam "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter"."PPKI" sangat berperan dalam penataan awal negara Indonesia baru. Walaupun kelompok muda kala itu hanya menganggap "PPKI" sebagai sebuah lembaga buatan pihak pemerintah pendudukan militer Jepang, namun terlepas dari anggapan tersebut, peran serta jasa badan ini sama sekali tak boleh kita remehkan dan abaikan, apalagi kita lupakan. Anggota "PPKI" telah menjalankan tugas yang diembankan kepada mereka dengan sebaik-baiknya, hingga pada akhirnya "PPKI" dapat meletakkan dasar-dasar ketatanegaraan yang kuat bagi negara Indonesia yang saat itu baru saja berdiri.
JEPANG
KALAH PERANG DENGAN SEKUTU
Pada tanggal 6 Agustus 1945, bom atom pertama
diledakkan di kota Hirosihma, sementara pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom
diledakan di kota Nagasaki. Bom atom yang diledakkan di dua kota di Jepang
yakni Hirosima dan Nagasaki menyebabkan ratusan ribu penduduk Jepang meninggal dunia
dan ratusan ribu lainnya mengalami kecacatan. Kerugian material tidak terhitung
jumlahnya.
Kehancuran
Kota Hiroshima dan Nagasaki memukul perasaan bangsa Jepang. Mereka tidak dapat
menutup mata, bahwa Sekutu lebih unggul dalam persenjataan. Apabila perang
dilanjutkan, Jepang akan lebih hancur. Akhirnya Jepang memutuskan untuk
mengakhiri perang dunia dengan melakukan penyerahan kepada Sekutu tanpa syarat.
Penyerahan Jepang kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 inilah yang
menandai berakhirnya Perang Dunia (PD) II.
Sejak semakin terjepit dalam kekalahan, Jepang
terpaksa memberi janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Komando Tentara
Jepang wilayah Selatan, pada bulan Juli 1945 menyepakati dan memberikan
kemerdekaan Indonesia tanggal 7 September 1945.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)yang tugasnya melanjutkan pekerjaan BPUPKI yang diketuai oleh Ir. Sukarno dengan wakil Drs. Moh. Hatta.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)yang tugasnya melanjutkan pekerjaan BPUPKI yang diketuai oleh Ir. Sukarno dengan wakil Drs. Moh. Hatta.
PERISTIWA
RENGASDENGKLOK
Kronologis Peristiwa
Rengasdengklok
Soekarno-Hatta berada di Rengasdengklok selama satu hari penuh. Usaha dan
rencana para pemuda untuk menekan kedua pemimpin bangsa Indonesia itu agar
cepat-cepat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan tentara
Jepang tidak dapat dilaksanakan. Melalui pembicaraan antara Shodanco Singgih
dengan Soekarno, menyatakan bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia setelah kembali ke Jakarta.
Maka pada tengah
hari Shodanco Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan berita proklamasi
kemerdekaan yang akan disampaikan oleh. Sementara itu, di Jakarta sedang
terjadi perundingan antara Achmad Subardjo (mewakili golongan tua) dengan
Wikana (mewakili golongan muda). Dari perundingan itu tercapai kata sepakat,
bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta. Laksamana
Tadashi Maeda mengizinkan rumahnya dijadikan sebagai tempat perundingan dan
bahkan ia menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia itu.
Pertemuan Soekarno-Hatta dengan Jenderal YamamotoMalam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta untuk bertemu dengan Jenderal Yamamoto, komandan Jepang di Jawa. Dari pertemuan tersebut, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.
PERISTIWA
PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI
Setelah
penculikan Ir.Soekarno dan Muh .Hatta ke Rengasdengklok para pendiri bangsa
kita memutuskan untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan bersama-sama di
rumah Laksamana Tadashi Maeda dengan alasan :
·
Laksamana
Maeda mendukung perjuangan Bangsa Indonesia
·
Faktor
Keamanan : Hak prerogatif kekuasaan wilayah militer angkatan laut yang
tidak dapat diganggu gugat oleh angkatan Darat.
Adapun tokoh
yang terlibat dalam perumusan naskah proklamasi adalah berikut
1.Ir
Soekarno
2.Muh. Hatta
3.Ahmad
Subarjo
4. Sayuti
Melik sebagai juru ketik
5. Sukarni
Kartowijoyo yang mengusulkan agar Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta yang
menandatangani teks proklamasi
Para tokoh
itu bermusyawarah mengenai naskah proklamasi yang akan dibacakan besoknya
dan ada dinamika yang terjadi berkaitan dengan naskah proklamasi yaitu:
·
Ahmad
Subardjo mengusulkan kalimat yang ada di alinea pertama proklamasi yang intinya
kemerdekaan Indonesia adalah kemauan Bangsa Indonesia untuk
merdeka dan menentukan nasib sendiri
·
Drs.
Muhammad Hatta mengusulkan kalimat untuk alinea kedua yang berkisar pada
masalah pengalihan/pemindahan kekuasaan
Oleh
Sukarno, kedua usul itu kemudian dirangkai dalam sebuah tulisan tangan yang
kemudian diketik oleh Sayuti Melik dan Bendera merah putih dijahit oleh
Fatmawati.
PEMBACAAN NASKAH
PROKLAMASI
Tepat pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 M atau 17
Ramadan 1365 H, pukul 10.00 pagi, 17 Agustus 1945. Bertempat di rumah Soekarno,
Jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta, akhirnya berlangsunglah upacara
pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi bentrokan dengan pihak
militer Jepang.
Pembacaan naskah proklamasi yang berlanjut pengibaran Sang Saka Merah Putih
hasil jahitan Fatmawati, menandakan Indonesia merdeka.Tokoh lain yang sangat berjasa dalam peristiwa pembacaan Proklamasi diantaranya, tiga pemuda pengibar bendera merah putih pertama yaitu Latif Hendraningrat, S. Suhut dan Tri Murti.
Kemerdekaan Indonesia yang dibaca oleh Soekarno-Hatta yang kemudian menjadi Presiden Dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama.
Upacara
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada
korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat
dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang
upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral
yang dinanti-nantikan selama lebih dari tiga ratus tahun!
CERITA
MENARIK DIBALIK PERISTIWA PROKLAMASI ^_^
·
Berdasarkan
kesepakatan antara golongan pemuda dengan Laksamana Tadashi Maeda itu, Jusuf
Kunto bersedia mengantarkan Achmad Subardjo dan sekretaris pribadinya pergi
menjemput Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Sebelum berangkat ke
Rengasdenglok, Achmad Subardjo memberikan jaminan dengan taruhan nyawanya bahwa
proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus
1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, komandan kompi
Peta Cudanco Subeno bersedia melepas Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta beserta
rombongan untuk kembali ke Jakarta. Rombongan tersebut tiba di Jakarta pada
pukul 17.30 WIB.
- Pada tanggal 18 Agustus 1945,
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan,
mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara
Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan
demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang
berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang
dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan
dibentuk kemudian.
- Banyak orang berpikir bahwa
suara Bung Karno membacakan proklamasi itu mengudara juga di radio pada
hari yang sama saat Indonesia merdeka. Ternyata bukan begitu ceritanya.
Jumat, 17 Agustus 1945, sekitar jam 17:30 WIB. Saat itu Pak Jusuf sedang
berada di kantornya, Hoso Kyoku (Radio Militer Jepang di Jakarta). Tiba-tiba
muncullah Syahruddin dengan melompati pagar itu menyerahkan selembar
kertas dari Adam Malik yang isinya “Harap berita terlampir disiarkan”.
Berita yang dimaksud adalah Naskah Proklamasi yang telah dibacakan Bung
Karno jam 10 pagi. Masalahnya, semua studio radio Hoso Kyoku sudah di jaga
ketat sejak beberapa hari sebelumnya, tepatnya sehari setelah Hiroshima
dan Nagasaki di bom oleh Amerika. Jusuf kemudian berunding dengan
rekan-rekannya,. Beruntung, studio siaran luar negeri tidak dijaga. Saat
itu juga dengan bantuan Joe, kabel di studio siaran dalam negeri di lepas
dan disambungkan ke studio siaran luar negeri. Tepat pukul 19:00 WIB
selama kurang lebh 15 menit Jusuf pun membacakan kabar tentang proklamasi di
udara, sementara di studio siaran dalam negeri tetap berlangsung siaran
seperti biasa untuk mengecoh perhatian tentang Jepang. Belakangan tentara
Jepang mengetahui akal bulus Jusuf dan kawan-kawannya. Mereka pun sempat
disiksa. Beruntung mereka selamat. Malam itu pun radio Hoso Kyoku resmi
dinyatakan bubar, tetapi dunia saat itu juga sudah mengetahui kabar
tentang proklamasi langsung dari mulut Jusuf Ronodipuro. Sayang rekaman
suara ini tidak diketahui lagi keberadaannya, atau jangan-jangan sudah
tidak ada mengingat malam itu juga radio tersebut ditutup oleh Jepang.
- Momentum
perayaan Hari Kemerdekaan pada tahun ini ternyata istimewa. Itu karena
detik-detik proklamasi pada tahun 1945 juga bertepatan dengan bulan
Ramadan.
- Pada 17 Agustus 1945 pukul
08.00, ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan
Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana.
Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para
sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda
·
Pada tanggal 17 Agustus 1945
tepatnya pukul 10 pagi di Jalan Pegangsaan Timur 56 akhirnya dilakukan
pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno selaku presiden Indonesia. Selain itu
dilakukan juga pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih oleh prajurit PETA.
Peristiwa ini akhirnya dikenal sebagai sejarah lahirnya proklamasi.
- Upacara Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak
ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang
bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara.
Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang
dinanti-nantikan selama lebih dari tiga ratus tahun!
Materi Sejarah Lengkap Seputar Proklamasi
Reviewed by Lilis Mardiana
on
April 29, 2018
Rating:
No comments:
Berkomentar itu memang sulit :" Terima Kasih!