NASKAH DRAMA BAWANG MERAH BAWANG PUTIH BAWANG BOMBAY
INFORMASI UMUM
1.
Tema : Persahabatan/persaudaraan
Dalam
versi ini bawang putih bertemu dengan seorang putri dan kemudian ia dijadikan
Saudaranya/
sahabatnya sehingga ia bisa bebas dari bibinya dan kedua saudaranya yang kejam.
2.
Alur : Maju
Menceritakan
kisah dari seorang gadis bernama bawang putih yang harus hidup bersama bibi dan
saudaranya yang kejam, kemudian ia bertemu dengan seorang putri kerajaan dan
bawang putihpun dijadikannya sebagai saudaranya sampai pada akhirnya bawang
putih hidup dengan bahagia.
3.
Penokohan :
·
Bawang Putih : Penyabar, Penurut, Rajin
dan agak menyebalkan
·
Bawang Merah : Kasar dan Pemarah
·
Ibu Tiri : Kasar, Pemarah, dan Pilih
Kasih
·
Bawang Bombay : Pemarah dan manja
·
Putri : Baik hati dan Periang
·
Ibu
Bawang Putih : Penyayang dan narsis
4.
Latar :
Latar Tempat
·
Rumah (Toilet)
·
Hutan (Danau)
·
Istana
Latar Suasana
·
Sedih
·
Lucu
·
Senang
5.
Amanat :
Sebaiknya Jangan suka menghakimi
atau membuat orang lain menderita karena itu juga akan merugikan kita sendiri
dan seharusnya kita harus sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan serta persaudaraan itu harus terjalin dengan
adanya rasa kasih sayang antara satu sama lain.
Bawang
Putih, Bawang Merah dan Bawang Bombay
Di sebuah negeri yang tidak diketahui
keberadaannya, hiduplah segerombolan orang yang sedang berduka cita. Dimana seorang
wanita paruh baya yang sedang dalam keadaan
sekarat. Ia adalah Ibu Bawang putih, ia berpesan kepada putri semata
wayangnya itu.
Bawang Putih: "Ya, Bu."
Ibu Bawang Putih: "Setelah ibu tiada, tetaplah menjadi anak yang bersahaja, dan jangan lupa untuk update status ibu, biar tetep eksis."
Bawang Putih: [Menitikkan air mata.] "Iya, bu..."
Ibu Bawang Putih : “ Uhuk-uhuk. Ibu mati dulu ya”
Bawang Putih: "Ya, Bu."
Ibu Bawang Putih: "Setelah ibu tiada, tetaplah menjadi anak yang bersahaja, dan jangan lupa untuk update status ibu, biar tetep eksis."
Bawang Putih: [Menitikkan air mata.] "Iya, bu..."
Ibu Bawang Putih : “ Uhuk-uhuk. Ibu mati dulu ya”
Bawang Putih : “ Iya bu.. Hati-hati
di jalan “
[Setelah berpesan seperti itu, Ibu Bawang Putih meninggal dunia diiringi isak tangis Bawang Putih.]
[Setelah berpesan seperti itu, Ibu Bawang Putih meninggal dunia diiringi isak tangis Bawang Putih.]
Setelah Ibu Bawang Putih meninggal, Bawang Putih diasuh oleh bibi nya, yaitu Ibu Bawang Merah. Hal ini menjadikan hidup Bawang Putih tidak bahagia. Bersama dua anaknya yang bernama Bawang Merah dan Bawang Bombay, wanita tua itu memperlakukan Bawang Putih seenak hatinya.
Ibu Bawang Merah: "Bawang Putihhhhh!!!"
Bawang Putih: [Datang dengan tergopoh-gopoh] "Iya, Mah “
Ibu Bawang Merah : “ Kamu lama
banget sih habis ngapain Kamu? “
Bawang Putih : “ Habis beresin
kamar, Mah “
Ibu Bawang Merah:“ Kenapa Kamu malah
bersihin kamar, harusnya kamu itu bersihin toilet ini!“
Bawang Putih : “ Tapi, yang nyuruh
bersihin kamar kan Mama “
Ibu Bawang Merah : “ Kamu berani
balas ucapan Mama ya?.berani!!..berani!!!. Jangan banyak alasan cepat bersihin
“
Bawang Merah : “Jangan lupa cuci ni
baju.” [sambil melempar baju]
Bawang Bombay : “Dengerin tuh,
Dasar!!” [sambil memainkan rambutnya]
Akhirnya mau tak mau tapi harus
mau, Bawang Putih membersihkan toilet
itu.Karena kelakuan ibu tiri dan kakak tirinya, Bawang Putih merasa sedih
hatinya. Ia sekarang sebatang kara. Tak ada yang bisa dijadikannya tempat
bersandar sejak ibunya meninggal. Bawang Putih berdoa, semoga ada seseorang yang akan membantunya. Doa tersebut dicatat oleh malaikat.
Suatu hari, Bawang Putih hendak pulang setelah mencuci baju di danau, saat ia bertemu dengan seorang Putri Kerajaan.
Putri: "Wahai, temanku, bolehkah saya bertanya kepadamu?"
Bawang Putih: [Menoleh ke asal suara. Dan mundur beberapa langkah karena tatapan tajam Putri. Kemudian, ia menunduk.] "Silakan, Nona. Apa yang hendak Nona tanyakan kepada hamba?"
Putri: "Saya ingin keluar dari istana. Tapi, saking semangatnya, saya pergi telalu jauh ke hutan. Ketika saya ingin kembali, saya kehilangan arah. Jika tidak keberatan maukah kamu memberi saya petunjuk jalan, manakah jalan yang harus ku tempuh untuk ke hatimu, maksud Saya pulang ke istana saya?"
Bawang Putih: [Menunjuk ke jalan yang dimaui oleh Putri.]
Putri: " Nama ? "
Bawang Putih: "Nama Saya?"
Suatu hari, Bawang Putih hendak pulang setelah mencuci baju di danau, saat ia bertemu dengan seorang Putri Kerajaan.
Putri: "Wahai, temanku, bolehkah saya bertanya kepadamu?"
Bawang Putih: [Menoleh ke asal suara. Dan mundur beberapa langkah karena tatapan tajam Putri. Kemudian, ia menunduk.] "Silakan, Nona. Apa yang hendak Nona tanyakan kepada hamba?"
Putri: "Saya ingin keluar dari istana. Tapi, saking semangatnya, saya pergi telalu jauh ke hutan. Ketika saya ingin kembali, saya kehilangan arah. Jika tidak keberatan maukah kamu memberi saya petunjuk jalan, manakah jalan yang harus ku tempuh untuk ke hatimu, maksud Saya pulang ke istana saya?"
Bawang Putih: [Menunjuk ke jalan yang dimaui oleh Putri.]
Putri: " Nama ? "
Bawang Putih: "Nama Saya?"
Putri : “ Bukan, nama cucu lu. Ya namamulah. Ehem, jadi siapa namamu? “
Bawang Putih : “ Raisa “
Anonim : “ Bawang Putih Woy! “
Bawang Putih : “ Itu maksud Saya “
Begitulah pertemuan pertama antara Putri dan Bawang Putih. Pertemuan tersebut membekas di hati Putri. Karena, kepo dengan Bawang Putih. Akhirnya, diam-diam, Putri memperhatikan Bawang Putih. Ia ingin menjadikan Bawang Putih menjadi saudaranya.
[Bawang Putih berlari ketakutan. Ia dikejar ibu tiri dan kakak tirinya, karena telah menghilangkan pakaiannya. Putri menolong Bawang Putih.]
Putri: "Hei, Bawang Putih, kesinilah."
Bawang Putih: [Segera mengikuti kata-kata Putri.]
Putri : “ Kenapa mereka mengejarmu? “
Bawang Putih : “ Mereka fansku,
maksudku hmm. Ini sulit di ceritakan. Jadi seperti ini “ [ Nunjuk ke atas ]
Bawang Putih : “ Begitulah ceritanya
“
Putri: "Kisah hidupmu sungguh tragis dan dramatis nak,. Tapi, terlepas dari semua itu, sejak saya melihatmu. Aku ingin menjadiakanmu saudaraku?"
Bawang Putih: "Bila itu keinginan Putri, apa yang bisa hamba lakukan..."
Sekarang Bawang Putih tinggal di istana dengan putri, Putripun segera membereskan masalah antara Bawang Putih dengan ibu tiri dan kakak tirinya. Di Istana, Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah bersimpuh di hadapan Bawang Putih dan Putri. Ibu anak itu menghadapi sidang atas perbuatan mereka sebelumnya.
Putri: "Pengawal, bawa ketiga orang itu ke sini!"
Ibu Bawang Merah: "Ampuni kami, Putri. Kami berjanji mengubah sifat buruk yang ada pada diri kami."
Putri: [Menatap Bawang Putih, istrinya. Meminta keputusannya.]
Bawang Putih: [Membalas tatapan Putri. Lalu, ia bangkit menghampiri ibu tiri dan saudara tirinya.] "Saya bisa saja melupakan semua yang ibu dan kakak lakukan. Tapi... Satu syarat yang harus kalian lakukan..."
Ibu Bawang Merah: "Apa itu? Katakan saja. Kami akan melakukannya dengan senang hati..."
Bawang Putih: "Kalian harus pergi dari sini, dan jangan sampai saya melihat kalian lagi. Jika saya sampai melihat kalian lagi, maka saya akan memerintah para pengawal untuk menangkap dan menjebloskan kalian ke dalam penjara."
Putri: "Sekarang, enyahlah kalian dari hadapan kami!."
Ibu Bawang Merah dan kedua anaknya: " Terima kasih atas kebaikan hati kalian berdua." [Ketiganya segera berlalu.]
Setelah kepergian ibu tiri dan kakak tirinya, Bawang Putih hidup bahagia bersama Putri.
Putri: "Kisah hidupmu sungguh tragis dan dramatis nak,. Tapi, terlepas dari semua itu, sejak saya melihatmu. Aku ingin menjadiakanmu saudaraku?"
Bawang Putih: "Bila itu keinginan Putri, apa yang bisa hamba lakukan..."
Sekarang Bawang Putih tinggal di istana dengan putri, Putripun segera membereskan masalah antara Bawang Putih dengan ibu tiri dan kakak tirinya. Di Istana, Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah bersimpuh di hadapan Bawang Putih dan Putri. Ibu anak itu menghadapi sidang atas perbuatan mereka sebelumnya.
Putri: "Pengawal, bawa ketiga orang itu ke sini!"
Ibu Bawang Merah: "Ampuni kami, Putri. Kami berjanji mengubah sifat buruk yang ada pada diri kami."
Putri: [Menatap Bawang Putih, istrinya. Meminta keputusannya.]
Bawang Putih: [Membalas tatapan Putri. Lalu, ia bangkit menghampiri ibu tiri dan saudara tirinya.] "Saya bisa saja melupakan semua yang ibu dan kakak lakukan. Tapi... Satu syarat yang harus kalian lakukan..."
Ibu Bawang Merah: "Apa itu? Katakan saja. Kami akan melakukannya dengan senang hati..."
Bawang Putih: "Kalian harus pergi dari sini, dan jangan sampai saya melihat kalian lagi. Jika saya sampai melihat kalian lagi, maka saya akan memerintah para pengawal untuk menangkap dan menjebloskan kalian ke dalam penjara."
Putri: "Sekarang, enyahlah kalian dari hadapan kami!."
Ibu Bawang Merah dan kedua anaknya: " Terima kasih atas kebaikan hati kalian berdua." [Ketiganya segera berlalu.]
Setelah kepergian ibu tiri dan kakak tirinya, Bawang Putih hidup bahagia bersama Putri.
The End
Drama Bawang Merah Bawang Putih Modifikasi (6 orang perempuan)
Reviewed by Lilis Mardiana
on
December 07, 2017
Rating:
No comments:
Berkomentar itu memang sulit :" Terima Kasih!