Karena dari dulu pengen buat ff tapi nyatanya gak bisa. Jadi, sekarang bisanya cuma buat cerita singkat yang gak jelas ini.hahaha sebenarnya sih bingung sendiri nih cerita genrenya apa gitu Geje dan masing dalam proses. Nih cerita entah menarik atau nggak bisa di baca dulu. Kalau menurutku sing 8/10 karena yang buat aku sendiri 🙈🙈 . YA SUDAH!!! kalau penasaran silahkan membaca tapi kalau enggak ya mending keluar dari lapak gue sekarang dari pada sesat di jalan nanti......Ini rencananya sih mau dibuat 2 part tepi itu rencananya.............Oke gak panjang lebar CHECK IT OUT....................
*Kamera merekam aktivitas di berbagai lorong
sekolah
Jam utama sekolah menunjukan pukul 08.00
malam. Bel pulang sekolah berbunyi. Suara nyaring dan terdengar berisik
menyeruak di lorong lorong sekolah. Di kelas XVI tampak terlihat sekumpulan
siswa yang sibuk dengan aktivitasnya masing masing tanpa memperdulikan suara
bel itu.
Seperti suasana kelas biasa, di Kelas XVI
beberapa anak sibuk dengan Hp masing –masing,ada yang tertidur di meja, ada
juga yang memutuskan untuk segera pulang, dan ada juga yang masih sibuk
mengerjakan tugas.
Mitsuki Amiya (Amiya)
Seorang siswi yang selalu sibuk menonton film
kesukaannya terutama pada manga dan drama korea
Amiya : “Wahhhh....Jjanggg”
Dengan mata bulat sempurna ia bersama
teman-temannya menonton film Dark Summer
Miskura Sake (Sake) tiba tiba ikut bergabung
dengan Amiya.
Sake : “Amiya tidakkah kita harus ke asrama?
Apakah ini menarik?”
Amiya : “Marilah coba saja kamu saksikan
sampai selesai, Aku akan ketakutan jika menonton ini di asrama”
*Tokk...Tokkk (bunyi ketukan pintu)
Beberapa kakak kelas masuk ke kelas XVI.
Dengan tampang lesu mereka langsung menempati kelas XVI. Menyadari kalau
kelasnya akan di pakai Amiya beserta teman-temannya memutuskan untuk berkemas
dan pulang kembali ke asrama.
Tora Riata (Riata) salah satu teman Amiya yang
dari tadi sibuk mainan Hp sambil tiduran di meja
Riata : “Dasar....Sukanya mengganggu orang
lain”
Mendengar ucapan Riata salah satu kakak kelas
menatap Riata dengan tatapan menyeramkan dan Riata pun hanya bisa mengalah lalu
mengambil tasnya.
Amiya : “Sake, sepertinya mereka tampak
tertekan dengan tugas mereka”
Sake hanya tersenyum dan Guy Lory (Lory)
menghampiri Amiya dan Sake.
Lory : “Ada urusan osis sekarang, kenapa kamu
masih disini” ajak Lory kepada Sake.
Sake : “Ya, iya aku tahu... itu sudah terekam
jelas di otakku. Amiya sepertinya kamu akan sendirian di asrama. Aku dan Lory
harus bertugas dulu.”
Lory dan Sake meninggalkan Amiya yang masih
mengemasi barang barangnya di kelas. Akhirnya semua barang Amiya dapat di
kemasi. Saat ia akan keluar kelas ia menatap kebelakang melihat kakak kelasnya.
Amiya : “Kenapa aku merasa aneh dengan mereka,
Huh mereka benar-benar bekerja keras.”
Setelah meninggalkan kelas tenyata masih ada
charge laptop Amiya yang tertinggal dan ia bergegas kembali ke kelasnya. Di
depan kelas ia melihat Motsuro Yuki (Yuki) ia adalah ketua osis di sekolah ini.
Amiya : “Motsuro, Sake dan Lory sudah pergi ke
pengurusan sejak tadi”
Yuki masih menatap kosong kelas XVI sampai
Amiya menepuk pundak Yuki dan barulah Yuki menatap Amiya
Amiya : “Apakah ada yang salah?” tanya Amiya
penasaran
Yuki : “Saya penasaran dengan mereka, aku
tidak pernah melihat salah satu dari mereka. Mereka begitu asing.”
Amiya : “Hahaha... Mana mungkin kamu tidak
mengenali mereka.”
Yuki : “Apakah kamu mengenal mereka?”
Amiya : “Tentu tidak. Aku hanya mengenal teman
sekelas dan sekamarku. Baiklah aku harus masuk dan mengambil barangku yang
ketinggalan”
Yuki : “Mungkin aku yang lupa karena banyaknya
hal yang harus aku urus”jawab Yuki dengan ramah.
Yuki dan Amiya pun berpisah dan Amiya akan
masuk kelas tapi saat akan mengetuk pintu kelas, Sake memanggil Amiya.
Sake : “Apakah kamu mencari ini?”
Amiya : “Bagaimana bisa kamu bawa?”
Sake : “Akupun tidak ingat”
Amiya : “Itu tidaklah penting. Ayo, Kita
kembali ke asrama”
Saat Sake dan Amiya berjalan menuju asrama,
tiba-tiba ada rombongan siswa dari sekolah lain yang datang ke sekolah mereka.
Awalnya Amiya tidak begitu tertarik, namun Sake mengajak Amiya untuk ikut
menyambut mereka karena sebagai pengurus osis itu adalah tugas Sake. Dan Amiya
pun menuruti Sake.
Saat siswa tersebut masuk satu persatu.
Mata Amiya tampak berbinar – binar lantaran ia melihat sahabat masa kecilnya
Katoki, Yori, dan Jiko yang datang bersama rombongan tersebut. Seketika itu Amiya
langsung menghampiri mereka dan memeluk ketiganya dengan erat satu persatu. Amiya
sangat merindukan ketiga sahabatnya karena mereka sekarang tidak bersama lagi
lantaran beda sekolah.Kita dapat melihat jika ketiga teman Amiya tidak membalas
pelukan Amiya. Namun, bagi aminya itu tidak masalah karena dia sangatlah
merindukan teman masa kecilnya dulu.
Amiya : “Senang bertemu dengan kalian lagi.”
Sambil memeluk teman-temannya sekali lagi.
Kepala sekolah Tamiri yaitu Pak Soek
mengumumkan untuk para rombongan siswa untuk berkumpul di Aula sekolah. Dan
ketiga temannya tersenyum kepada Amiya lalu pergi meninggalkan Amiya. Amiya
merasa agak lega karena sudah bertemu temannya masa kecilnya. Ia membalas
senyum dari temannya sambil melambaikan tangan, namun seketika Amiya ingat
dengan Sake.
Amiya : “Sake kemana. Apakah dia sudah kembali
keasrama? Hmm...sudahlah lebih baik aku ke asrama juga”
Dalam
perjalanan menuju ke asrama,Di lorong sekolah yang agak gelap Amiya melihat
Sake yang sedang duduk sambil meringkuk memeluk kedua kakinya dan menatap
kosong kearah lapangan sekolah. Di lapangan hanya tampak 2 orang siswa yang
sedang asik bermain. Penasaran, Amiya pun mendekati Sake sambil sesekali
melirik ke arah lapangan.
Amiya : “Sake, Apa yang kamu lakukan di sini?”
Tak ada jawaban yang keluar dai mulut Sake
Amiya : “Kamu kenapa Sake? Kenapa kau disini
sendirian?”
Sekali lagi tak ada jawaban yang keluar dai
mulut Sake
Amiya : “Sake..... Jangan menakutiku seperti
ini, kamu tahu kan tadi aku habis nonton film itu, jadi jangan bercanda.”
Masih tidak ada jawaban dari Sake. Dan Amiya
memegang pundak Sake. Sake lalu menoleh ke arah Amiya dan BUSHH....
Tiba-tiba Sake berubah menjadi butiran debu. Amiya sangat terkejut melihatnya,
tubuhnya seketika gemetar. Amiya melihat ada botol berisi cairan berwarna merah
seperti darah di atas butiran debu. Ia mengambilnya sambil menangis, ia merasa
bingung dengan kejadian ini.
Amiya : “Tidak...Tidak...Ini tidak benar, dia
bukanlah Sake ku. Mungkin sekarang sake sedang di asrama.”
Amiya menangis sambil terduduk. Tiba-tiba ada
yang memegang pundaknya. Amiya sangat terkejut dan matanya membulat sempurna.
Dengan panik ia melihat siapa yang memegang pundaknya. Ternyata di adalah
Katsuki Orita.
Orita : “Semua ini karena mereka!!”
Amiya : “Apa maksudmu?” tanya Amiya dengan
suara gemetar
Orita : “Mereka kembali muncul?”
Amiya : “JANGAN MEMBUATKU BINGUNG!!!” kata
Amiya dengan tangis yang semakin menjadi
Orita : “SHINHOBIN” jawab Orita dengan suara
menegang
*Scene beralih ke kantor sekolah
Amiya : “Apa yang kita lakukan di sini?” tanya
Amiya yang berdiri di belakang Orita
Orita : “Semua berawal dari sini. Dari jam
bodoh ini. Shinhobin, mereka mulai menerobos waktu lagi. Terakhir kali mereka
datang ketika ayahku yang harus mati karenanya. Mereka selalu ingin menguasai
dunia ini. Mereka selalu menyamar menjadi orang lain. Meraka tanpa ekspresi dan
dingin. Ini tidak boleh di biarkan. ”
Amiya : “Aku masih tidak tahu apa maksudmu
tapi.......”
*Flashback
Amiya kembali mengingat kejadian aneh yang
terjadi hari ini. Ketika ada beberapa kakak kelas yang menempati kelasnya
dengan muka yang tampak lesu. Dan juga, ketika Yuki berkata “Saya penasaran
dengan mereka, aku tidak pernah melihat salah satu dari mereka. Mereka begitu
asing.” Yukipun tidak mengenal salah satu dari mereka, padahal di adalah
ketua osis yang mengenal hampir seluruh siswa sekolah Tamiri. Dan saat Sake
memberikan charge laptopnya. Padahal kita tahu kalau Sake pergi bersama Lory
kepengurusan. Dan ketika Amiya yang tempak senang bertemu teman kecilnya dan memeluk
ketiga. Namun ketiganya juga hanya berekspresi datar tanpa membalas pelukannya.
*Flashback end
Amiya : “Tidak... Itu memang bukan mereka...
Ini tidak benar...Ini tidak benar... .,La..lu kemana mereka semua pergi?
Teman-temanku kemana mereka pergi!!!”
Orita : “Dunia Okiyoki. Sebaiknya kau kembali
keasrama. Ayo, ku antar kau. Mereka bisa berubah menjadi siapa saja.”
*Di lorong yang agak gelap menuju asrama.........................
Ketika keduannya berjalan menuju asrama dan BUSHH.............Orita
terhampas ke depan. Ada sebuah bayangan yang mendorongnya dari belakang. Amiya
yang terkejut langsung membalikan badan. Namun, ia juga di hempas ke depan sebelum Amiya dapat
membalik sempurna. Seketika itu pula botol darah yang di pegang Amiya pun
terpelanting ke udara. Bayangan dengan wujud menyeramkan itu segera mengambil
botol tersebut dan meminum cairan merah itu.
Amiya : “SAKE....... “
Amiya berusaha bangun untuk merebut botol yang
diminum makhluk itu. Namun, Orita memegang tangannya dan menyuruh amiya untuk
tidak melakukan apapun. Setelah seluruh cairan itu habis, bayangan itu
tersenyum remeh kepada Orita dan langsung hilang. Amiya hanya bisa melihatnya
sambil menangis.
*Di depan asrama
Orita : “Berapa lama lagi kau akan menangis,
Apakah di matamu ada kran air?”
Amiya : “Bagaimana aku tidak menangis hah..
Berhentilah bercanda ini bukan waktu yang tepat.”
Orita : “Aku hanya ingin mencairkan suasana.
Lebih baik kau segera masuk. Ingatlah ini bukan urusanmu, aku kan segera
menyelesaikannnya.”
Amiya : “Mana mungkin ini tidak ada urusannya
denganku. Kita harus melaporkan ke pihak sekolah. Kamu tidak akan bisa
menyelesaikan semua ini sendiri, walau aku tahu bagaimana kemampuanmu dalam
jurus dalam.”
Orita : “Jangan beritahu kepada siapapun
tentang ini. Aku adalah terget utama mereka karena dalam tubuhku mengalir darah
shiho. Aku akan segera menyelesaikan ini.” Jelas Orita lalu ia pergi
meninggalkan Amiya
Amiya : “Orita...........Bisakah aku
membantumu?”
Tak ada jawaban dari Orita dan Orita memilih
pergi meninggalkan Amiya.
Seorang diri Orita pergi ke kantor sekolah. Ia
menetap sejenak jam usang itu. Ia berkata kalau ia yang harus menyelesaikan
ini. Tak masalah ia harus mati juga. Lalu Orita memegang jam usang tersebut dan
masuk lah Orita di Dunia Okiyoki.
*Dunia Okiyoki
Tampak Orita berjalan dengan muka geram. Tanpa
ada sedikitpun rasa takut terlintas di wajahnya. Ia memang sudah mengetahui
segala seluk beluk mengenai dunia Okiyoki. Kemudian Orita mengangkat tangan
kanannya. Dan munculah bola api di telapak tangannya. Ia melemparkan bola api
itu secara sembarangan.
Orita : “Hei....Keluarlah. Bukankah kau tahu
aku akan datang. Dimana Sambutannya.” Kata Orita sambil melembarkan bola api di
tangannya sehingga timbul api di sekitarnya.
“Hah... Seperti ayahmu. Kau jauh lebih bodoh
dari ayahmu.” Jawab sesok dengan suara remeh.Sesosok menampakkan dirinya di
hadapan Orita dan ia memiliki wujud seperti bola beku berlumuran salju yang
melayang di udara. Ia bernama Tzerot.
Tzerot : “Kau tumbuh dengan cepat. Sudah lama
aku sembunyi. Apa kau tidak tahu besarnya kekuatanku hah.... Kau sungguh berani.”
Katanya sambil mengelilingi Orita dengan nada mengejek.
“RASAKAN INI!!!” jawab Orita dengan nada amat
marah dan bola api yang ada di tangannya semakin besar. Ia semakin menggila
karena Tzerot yang selalu melayang dan menghilang. Ditengah pertarungan Orita
dengan Tzerot. Tiba-tiba...........................................................
Seseorang muncul dari kegelapan. Orita dan
Tzerot melirik seseorang tersebut. Tzerot tampak tersenyum remeh melihat
seseorang itu. Tapi tidak dengan Orita, raut wajahnya tampak ketakutan dengan
mata yang bulat sempurna.
*Di Asrama
Amiya yang sendirianpun memilih memasuki kamarnya.
Ia kembali mengingat akan Sake. Banyak pertanyaan di dalam pikirannya.Namun,
itu hanya untuk sejenak. Ia langsung bergegas pergi keluar kamar. Dan setelah
Amiya keluar kamar ada salah satu siswa berdiri di samping pintu kamar Amiya
BERSAMBUNG
.
Dark Summer part 1
Reviewed by Lilis Mardiana
on
June 16, 2017
Rating:
No comments:
Berkomentar itu memang sulit :" Terima Kasih!