Relationship Part 12

RELATIONSHIP

Hanya berbicara tentang cinta. Temukan cintamu terhadap apapun itu. Karena takdir baik hanya untuk hati yang baik. Dan hati yang baik tercipta karena terselimuti dengan kehangatan cinta.
.
.
.

Part 12 : Semua Akan Kembali Ke Pemiliknya
.
.
.
.
.
.

Flashback
-

Sosok Bunga yang ceria, memulai magang pertamanya sebagai perawat di Rumah Sakit Mahal yang menjadi tempat kerja idaman bagi semua mahasiswa fakultas kedokteran.

Sejak SMA, Bunga memanglah wanita yang pintar bersosialisasi jadi mudah saja dia mengakrabkan diri dengan orang orang di Rumah Sakit itu.

Disisi lain ada juga Dokter bernama Edo Halipetir. Saat itu Edo hanyalah Dokter baru magang yang selalu di remehkan oleh Dokter lainnya.

Tentu saja melihat diskriminasi yang di terima Edo membuat Bunga tergerak untuk membantunya saat tak ada seorangpun yang membantunya mengobati seorang pasien.

Sebelumnya si pasien juga meremehkan Edo karena dia masih baru, bisakah dia mengobati lukanya?

"Aku harap aku tidak mati di tanganmu dok." Ucap pasien itu garang yang membuat Edo gugup saat akan menyuntikan obat bius agar luka itu bisa di obatinya dengan mudah.

Untunglah Bunga datang, dia menawarkan diri untuk membantu Edo dengan mengambil alih tugas yang sedang di lakukan Edo. Memang kedengarannya lancang, tapi ia mengetahui situasi Edo yang sedang gugup.

Tanpa berpikir panjang Edo pun menyerahkan tugasnya ke Bunga. Bunga meyakinkan Edo untuk bersikap profesional selayaknya dokter. Karena ia sekarang adalah dokter dan pasien disini bukan boneka yang bisa di obati dengan sembarangan. 

"Kamu berada disini sekarang, jadi aku yakin kualitasmu sangatlah hebat."

"Maaf sebelumnya ya pak. Bapak ini sedang terluka cukup parah jadi biarkan kami menuntaskan tugas kami. Bapak sendiri juga tahu jika kualitas dokter disini sangatlah hebat. Jadi mohon Bapak percaya pada kami." Ucap Bunga kepada Pasien sambil menyuntikan obat bius yang sudah di pegangnya.

Mendengar nasihat dan pujian dari Bunga membuat Edo kembali percaya diri. Hingga akhirnya ia bisa mengerjakan tugasnya dengan baik.

Sebagai ucapan terima kasih Edo mengajak Bunga untuk makan setelah pulang kerja. Dan Bunga pun menyetujui itu.

Dan selama perjalanan keduanya sangatlah cocok satu sama lain. Tak butuh waktu yang lama juga untuk keduanya saling akrab dan saling bercerita tentang kehidupan pribadi masing masing.

Mereka mampir di sebuah rumah makan pinggir jalan. Hanya rumah makan sederhana, bukan sebuah restoran mewah yang kebanyakan orang pilih untuk 'berkencan' karena memang Edo dan Bunga tidak sedang berkencan.

Edo awalnya juga merasa tidak enak mengajak Bunga ke tempat yang biasa seperti ini. Tapi mengingat dirinya bukan dokter kaya raya, terpaksa ia menghentikan motornya disini. Lagi pula Bunga tidak keberatan dengan itu, bahkan ia berterima kasih kepada Edo karena mau mentraktirnya.

Dan di saat mereka tengah makan tiba tiba ada seekor kucing menghampiri mereka. Awalnya Edo biasa saja, tapi pandangannya tertuju pada Bunga yang berusaha menghindari kucing. Bahkan saat kucing itu lebih mendekat, Bunga berusaha mengangkat kaki. Sepertinya ia takut dengan kucing. Melihat itu membuat Edo sangat gemas melihatnya. Ia berinisiatif mengambil kucing itu dan menjauhkannya dari Bunga.

Merasa sudah dalam keadaan aman, Bunga pun berterima kasih kepada Edo, tetapi ia malah mendapat ejekan dari Edo karena ia takut dengan hewan yang menggemaskan seperti kucing. Candaan itu bahkan membuat suasana semakin mencair. Dan sejak saat itulah Edo menyukai Bunga.
Waktu terus berjalan hingga kebersamaan mereka terjalin selama dua bulan. Tentu bagi beberapa orang dua bulan adalah waktu yang sangat singkat. Tapi tidak untuk Edo. Dia sangat yakin dengan perasaannya kepada Bunga. Makanya ia memberanikan diri untuk mengajaknya berkencan. Seakan semua keberuntungan memihaknya, Bunga menerima ajakan Edo untuk menjadikannya Pacar.

Keduanya sangatlah bahagia dan tak akan ada satu orangpun yang akan tau bagaimana rasanya. Kebahagiaan ini selalu mengobati luka luka yang selama ini menggoresi hati Bunga. Setiap ada permasalahan yang mereka alami, keduanya saling membantu satu sama lain, menguatkan satu sama lain dan menjadi pelindung satu sama lain. Hingga kebahagiaan ini sirna seketika saat Kakek Bunga meninggal dan Bunga mengalami kecelakaan.

-
Flashback End

-
-
-

Melihat Gadis yang sedang bersama Edo membuat nyali Mayu menciut lagi. Ia merasa takut ikut campur urusan mereka. Jadi Mayu memutuskan untuk tidak mendekati mereka.

Flashback
-

"Mayu, tadi di Rumah Sakit aku diremehkan lagi. Ingin rasanya ku hempas orang orang itu dari Rumah Sakit." Ucap Edo kepada Mayu yang tengah Asik makan mie rebus instan.

"Seharusnya kau panggil saja aku. Sahabatmu ini tak akan membiarkan orang lain menyakiti dirimu." Balas Mayu yang masih melanjutkan makannya.

"Tenang saja, untuk kali ini kamu bisa beristirahat. Aku sudah menemukan Dewi Penyelamatku. Dia membelaku di tengah orang orang yang menghinaku tadi. Aku benar benar jatuh cinta padanya." Ucap Edo sambil tersipu lalu merebut makanan Mayu dan memakannya.

Mendengar itu hati Mayu tiba tiba terasa mati rasa. Ia tidak tau apakah harus bahagia di situasi seperti ini walaupun itu membohongi perasaannya.

Dan Mayu pun memilih melakukan itu. Ia tertawa dan mengejek Edo yang jatuh cinta pada pandangan pertama. Mendengar Ejekan itu, Edo tak terima. Dia meyakinkan Mayu jika Bunga benar benar adalah Dewinya.

"Jika kamu mau aku bisa memperkenalkan denganmu, mungkin kamu juga akan jatuh cinta haha." Ucap Edo memuji Bunga yang sangatlah menawan. Tapi mendengar Edo yang terus menerus memuji Bunga membuat Mayu muak. Dia merebut kembali makanannya lagi dan memakannya sekaligus.

"Aku tidak mau bertemu dengannya. Tapi sebagai sahabat baikmu, aku berharap agar wanita itu tidak gila setelah berkencan denganmu."

"Harapan macam apa itu...." Ucap Edo yang tak terima dengan apa yang Mayu ucapkan. Dan keduanya berakhir saling mengejek dan menjahili.

-
Flashback End

-
-
-

Setelah keadaan Edo yang mulai tenang, Gadis meminta Edo untuk mengantarkannya bertemu Bunga. Karena Gadis masih yakin jika dirinya bukanlah Bunga yang Edo cintai.

Tapi selama perjalanan Gadis merasakan langkahnya menjadi sangat ringan. Bahkan tanpa ia sadari kakinya mulai melayang. Ia menyadari keanehan itu. Begitu pula Mayu yang berjalan mengikutinya dari belakang.
Edo tetap menggandeng tangan Gadis dan mengajak wanita itu memasuki ruangan dimana Bunga di rawat. Gadis benar benar terkejut ketika melihat dirinya sendiri di ranjang itu dengan keadaan lemah dan beberapa alat kedokteran yang terpasang di tubuhnya.

Ia terlalu terkejut dengan kenyataan ini. Sekarang ia tahu siapa dirinya. Tapi ia masih belum tahu alasan kenapa bisa seperti ini.

Akankah ini permainan takdir?

Dan saat Gadis menyentuh tubuh Bunga, Gadis merasa tubuhnya menjadi transparan.

Akankah aku akan menghilang?

Gadis segera melepaskan tanganya yang menyetuh tubuh Bunga. Ia belum siap untuk kembali menjadi Bunga seperti dulu. Mungkin ini adalah kebaikan dari Tuhan, dimana dia diberi kehidupan kedua.

Kenapa aku harus kembali ke kehidupanku yang pertama?

Gadis merasa jika kehidupan pertamanya mungkin saja tidak bahagia makanya aku diberi kesempatan ini. Harusnya ia tidak kembali menjadi Bunga. Dan ia bisa hidup seperti biasa menjadi Gadis.

Atau adakah alasan lain?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Relationship Part 12 Relationship Part 12 Reviewed by Lilis Mardiana on January 05, 2020 Rating: 5

No comments:

Berkomentar itu memang sulit :" Terima Kasih!

loading...
Powered by Blogger.