Relationship Part 5

RELATIONSHIP

Hanya berbicara tentang cinta. Temukan cintamu terhadap apapun itu. Karena takdir baik hanya untuk hati yang baik. Dan hati yang baik tercipta karena terselimuti dengan kehangatan cinta.
.
.
.

Part 5 : Dunia Baru untuk Ibu
.
.
.
.
.
Mayu yang sudah mengetahui semuanya. Namun, dia pun hanya bisa kembali ke kamarnya dan berbaring di kasurnya sambil menangis tersedu sedu. Ia sangat kecewa akan ibunya yang tidak menceritakan hal besar seperti ini kepadanya langsung. Apalagi rahasia ini menyangkut akan hidup mati ibunya.

Dan lihatlah, ibunya malah membuat anaknya mendengar secara tidak langsung seperti ini tetapi dengan terbukanya ia bercerita dengan orang asing yang baru saja ia temui. Perasaan ini sungguh menyakitkan bagi Mayu.

Tentu saja ia ingat kejadian ketika Ayahnya akan pergi ke Amerika. Walaupun dalam keadaan demam tinggi dan kurang kesadaran, ia menyadari akan kepergian sang Ayah makanya ia menangis. Tapi sebelumnya ia tak tahu jika kepergian Ayahnya disebabkan karena dia. Dia yang membuat selisih paham antara kedua orang tuanya dan yang bisa ia lakukan hanya menangis padahal usiannya sudah 10 tahun dan harusnya sudah mulai bisa berfikir.

Perasaan menyalahkan diri sendiri, merasa bersalah kepada ibunya, kecewa akan ketidakpercayaan ibunya, dan semua kesalah pahaman yang terjadi membuat Mayu semakin terisak dalam tangisnya.

Dan saat ia mulai bisa mengatur perasaannya, ia segera menghapus air matanya. Barulah ia sadar jika Gadis sudah duduk di kursi meja belajarnya.

Tentu saja ia terkejut dan kesal karena Gadis selalu muncul secara tiba tiba. Dan dia kecewa dengan gadis yang dengan mudahnya mendapat kepercayaan dari ibunya.

"Hmm setidaknya kamu tahu bahwa ibumu sangat menyayangimu, bukankah dia tidak memberitahumu karena mungkin ada sebuah alasan." Jelas Gadis yang masih duduk di kursi belajar.

"Memang seperti itu benar adanya, tapi setidaknya ia tidak harus menanggung semuanya sendiri. Lalu dia menganggapku sebagai apa? Jika sebagai anaknya seharusnya dia memberitahu ku apa yang selalu menggangu pikirannya." Jawab Mayu yang tidak sependapat dengan perkataan Gadis.

"Jika aku jadi ibumu, aku juga akan merahasiakan itu semua. Ibu mana yang ingin terlihat lemah di hadapan anaknya. Dan lagi pula, jika ibu memberi tahumu kamu pun akan overprotektif kepadanya dan selalu merasa sedih akan keadaan ibu setiap harinya. Bagaimana jika kamu di posisi ibumu? Ku rasa kamu juga akan melakukan hal yang sama." Kata Gadis dengan bijaksananya yang belum pernah di tampilkan sebelumnya.

"Seharusnya aku yang memberi nasihat kepadamu karena aku 3 tahun lebih tua darimu. Tapi aku sangat setuju dengan perkataan mu, lalu apa yang harus ku lakukan?" Tanya Mayu yang sepertinya mulai percaya dengan Gadis.

"Cari Pacar!" Jawab Gadis dengan senyum merekah dengan penuh kejailan.

"Memang seharusnya aku tidak perlu meminta nasihat darimu. Aku tidak mauuu cari pacar!!!" Kata Mayu yang mencoba melawan ketika tangannya mulai di tarik Gadis menuju ruang ganti.

Ibu ternyata sedari tadi mengintip mereka berdua dari balik pintu. Ia tersenyum akan tingkah mereka berdua. Karena setahu ibu memang Mayu bukanlah wanita yang suka bersosialisasi dan memiliki banyak teman.
Makanya ia sebisa mungkin memilih pekerjaan yang tak membutuhkan kerjasama tim, seperti penulis tunggal dan traveler solo. Ibu sangat berharap Gadis bisa membantu anaknya untuk mampu membangun hidupnya sendiri di dunia yang keras ini.

-
-

Flashback
-

Pada saat Gadis dan Ibu menangis bersama di meja makan tadi, tak sengaja Gadis melihat Mayu yang mulai memasuki kamarnya, karena kebetulan posisinya yang menghadap ke arah kamar Mayu. Tentu saja karena Gadis bukanlah wanita yang bodoh, ia tahu jika Mayu mungkin sudah mendengar semua kebenaran.

Ia segera memberitahu ibu akan apa yang baru saja ia lihat. Dan benar saja ibu pun langsung bingung bagaimana harus menghibur dan menyakinkan Mayu bahwa semua baik baik saja.

"Aku punya ide bu, biar aku yang menyelesaikan semuanya dan ibu hanya perlu berdiam diri disini. Tapi ada satu syarat, ijinkan aku tinggal beberapa hari disini dan ku pastikan semua akan baik baik saja." Jelas Gadis dengan tersenyum sehingga lesung pipinya yang sangat manis terlihat. Tentu saja ini adalah sebuah siasat agar Gadis tetap tinggal disini. Dewi Fortuna sangat berpihak kepadanya.

Tanpa berpikir panjang ibupun lagi lagi langsung luluh dan mempercayakan semuanya kepada Gadis.

-
Flashback End

-
-
-

Setelah memilih baju yang di rasa cocok, Gadispun segera mengajak Mayu ke meja rias. Walaupun Gadis tau Mayu tetaplah gadis yang suka berdandan karena begitu lengkapnya alat make up yang ia miliki dan ia bisa saja berdandan sendiri, tapi tetap saja rasa gatal pada tangan membuat Gadis ingin segera mengoleskan make up ke wajahnya Mayu. Dan hasil Make up Gadis pun sangat cocok untuk Mayu yang di padu padankan dengan pakaian yang telah dipilih.

"Misi cari pacar di mulai!" Ucap Gadis setelah puas melihat hasil karyanya pada diri Mayu.

"Emang cari pacar mudah apa? Hal itu tak akan semudah kau mecari kantong plastik di tong sampah. Kau harus mulai sebuah perteman terlebih dahulu dan biar saling untuk saling mengenal satu sama lain. Kemudian, barulah bisa meningkat ke hubungan selanjutnya. Pokoknya, aku tidak mau cari pacar. Aku bukan wanita murah yang mau berpacaran dengan semua orang." Jelas Mayu yang kekeh tak terima dengan jalan pemikiran Gadis

"Sebenarnya itu bukan masalah besar. Bukankah kita hanya perlu menemui seorang pria dan menyatakan perasaanmu, mungkin barulah cinta bermekaran setelahnya. Jadi janganlah kolot." Ucap Gadis yang masih kekeh juga dengan pendapatnya.

Mendengar itu hampir saja membuat kesabaran Mayu habis melihat tingkah laku Gadis yang konyol. Walau ibu berharap ia segera mendapatkan pendamping tapi itu tak semudah membalikan telapak tangan. Karena di lihat secara nyata, Mayu tak mengenal pria manapun, dan mana bisa ia mengajak orang asing menjadi pacarnya.
Seperti bisa membaca pikiran Mayu, Gadispun segera menarik tangan Mayu dan mulai mencari ibu untuk berpamitan. Tentu saja mereka harus tetap pergi untuk misi mencari pacar. Dan ibu dengan mudahnya menyuruh mereka untuk pergi. Karena terlalu pusing memikirkan hal gila pada hari ini membuat Mayu pasrah saja tanganya yang di tarik oleh Gadis.

-
-
-

"Di mana tempat biasa orang berkencan?" Tanya Gadis pada Mayu yang sudah memboceng motor di belakangnya. Tentu saja itu adalah motor Mayu, tapi Gadis kekeh duduk di depan walaupun dia tak tau arah.

"Kau gila bertanya hal seperti itu? Tentu saja aku tak tau di mana itu, dan lagian kenapa kita kesana? Orang jomblo tidak akan pergi ke tempat untuk orang berkencan. Ataukah sebenarnya kamu ingin mengajak ku berkencan? Astagaaa akhir jaman..... Gadis aku masih normal dan menyukai pria tampan. Sejak kapan kamu menyukai ku?" Ucap Mayu yang mulai membrondong berbagai pertanyaan kepada Gadis dengan pemikiran aneh yang ia miliki. Tentu saja Gadis jengah mendengar pemikiran Mayu itu, karena ia sendiri juga masih normal dan menyukai pria tampan.

"Entah apa yang kamu pikirkan, mungkin ke taman adalah jawabannya."

"Yah ke taman? Kau beneran mengajak ku berkencan? Hubungan gila seperti apa ini? Haruskah aku mulai menjauhi mu?...."

Mendengar Mayu yang mulai cerewet lagi, akhirnya Gadis mulai mengemudikan motornya dan berusaha untuk tak peduli dengan apa yang di pikirkan dan di bicarakan oleh Mayu

-
-
-

Setelah sampai di taman, ternyata banyak keluarga yang piknik bersama. Tentu saja ini adalah Hari Minggu dan kebetulan ini adalah Hari Ibu. Beberapa keluarga disini melakukan piknik kecil kecilan, dan tampak begitu bahagia. Melihat itu membuat Mayu teringat akan masa kecilnya, dimana ia hidup dalam keluarga yang utuh dan bahagia. Namun sekarang, dirinya hanya tinggal berdua dengan ibunya dan mereka tak pernah melakukan hal hal yang menyenangkan.

"Itulah jawabannya!" Ucap Gadis dengan tiba tiba yang membuat Mayu bingung dengan apa yang di bicarakannya.

"Mungkin kita bisa meniru tradisi mereka. Kita bisa mengajak ibu dan bersenang senang bersama. Btw ibu tadi masak semur jengkol sangat banyak dan rasanya sangat enak, kita mungkin bisa membawa itu sekalian." Ucap Gadis kepada Mayu untuk mempejelas perkataan ambigunya tadi.

"Ku rasa ini sudah di rencanakan." Ucap Mayu sambil melirik tajam ke arah Gadis dan mulai sebal kepada Gadis karena ia tertipu lagi dengan tipu muslihat Gadis.

"Ternyata kamu lebih pintar dari yang aku duga hahaha, atau jangan jangan kamu beneran ingin cari pacar?? Cie ciee...." Ejek Gadis yang tentu saja langsung mengena ke batin Mayu.

Di ejek seperti itu membuat Mayu geram dan mulai melangkahkan kakinya menuju ke parkiran motor.

"Iya iya aku salah, aku minta maaf. Tapi ku rasa kamu sangat menyukai ideku." Teriak Gadis yang mulai mengikuti Mayu karena antara keduanya sudah berjarak.

-
-
-

Sesampainya di rumah, mereka berdua langsung menghampiri ibu yang tengah menonton tv. Dan di tv pun di tampilkan banyak acara acara untuk menyambut hari ibu.

Karena tak tau mau bersikap seperti apa, Mayu pun langsung memeluk ibunya dan mengucapkan selamat hari ibu. Mayu sangat bersyukur karena ibu tetap berada disisinya dan tidak meninggalkannya. Ia sendiri malah lupa untuk menjaga wanita yang fisiknya mulai rapuh ini. Sebenarnya ia memang tidak terlalu menekuni pekerjaannya sebagai traveler. Itu hanya sebuah pelampiasan akan kerinduannya kepada Ayahnya, makanya ia ingin pergi ke mana pun yang pernah ayah kunjungi dan dia bisa menemukannya. Tapi Mayu berharap ibu tetap sehat dan hidup bersamanya selama lamanya, karena Mayu tidak ingin ditinggal lagi oleh orang paling ia sayangi. Ia akan mencari pekerjaan lain karena sebenarnya ia sendiri juga tidak akan tega meninggalkan ibunya sendirian disini.

"Kamu ngomong apa sih? Seperti dialog sinetron saja." Protes ibu yang masih saja duduk di kursi sambil menatap ke arah tv.
Tapi mata ibu tak bisa berbohong, air matanya tetap jatuh dan membanjiri pipinya. Dan melihat itu, Mayu pun semakin mengeratkan pelukannya kepada ibunya, sontak ibu yang tak tahan lagi bertingkah mengabaikan anaknya, akhirnya ia membalas pelukan anaknya itu dan menangis bersama.

Gadis yang berjarak beberapa meter dari mereka pun ikut merasakan atmosfer kesedihan atara ibu dan anak itu. Tapi tentu saja rencananya untuk mengajak ibu ke taman bukan hanya wancana. Ketika Mayu mencurahkan perasaan kepada ibunya tadi, Gadis melakukan segala persiapan, dengan membawa peralatan dan bekal seperlunya. Dan saat dia merasa siap, akhirnya ia menghampiri Ibu dan Mayu lalu mengajak mereka ke taman karena ia sudah menyiapkan segalanya.

"Baiklah, kurasa kesedihan hari ini harus segera di hentikan. Karena terlalu banyak menangis itu membuat kepala pusing. Jadi, ayo kita ke taman!" Seru Gadis dan membuat suasana kembali ceria. Dan mereka bertiga pun mulai bersiap intuk pergi ke taman.

-
-
-

Sesampainya disana mereka bertiga malah mengumbar kebahagiaan selayaknya sebuah keluarga yang bahagia. Walau tanpa seorang Ayah di keluarga kecil itu, tetapi mereka mencoba mengiklaskan itu semua. Gadis pun walau orang asing yang baru mereka kenal, ia senantisa menghibur ibu dan Mayu. Kebahagiaan mereka mulai merekah dan sekali lagi timbullah nada saling ejek antara ketiganya, itulah yang membuat suasanya begitu ceria dan mereka saling tertawa satu sama lain.

Ibu sangatlah bahagia hari ini, khususnya karena semur jengkolnya sudah ludes dihabiskan oleh Mayu. Inilah dunia baru untuk ibu, mungkin ia tak akan menyangka jika 11 tahun belakangan ini ia terlalu terfokus akan kesedihannya dan melupakan kebahagiaannya bersama anak semata wayangnya. Walaupun hari ini kita sangat berduka, tapi masih ada hari esok yang membahagiakan untuk kita. Begitulah kata pepatah.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Relationship Part 5 Relationship Part 5 Reviewed by Lilis Mardiana on January 03, 2020 Rating: 5

No comments:

Berkomentar itu memang sulit :" Terima Kasih!

loading...
Powered by Blogger.