Relationship Part 9

RELATIONSHIP

Hanya berbicara tentang cinta. Temukan cintamu terhadap apapun itu. Karena takdir baik hanya untuk hati yang baik. Dan hati yang baik tercipta karena terselimuti dengan kehangatan cinta.
.
.
.

Part 9 : Aku Bangun Tapi Mimpi Ini Tidak Hilang
.
.
.
.
.

....

"Mayu?" Ucap Ayah yang terharu melihat anaknya yang sudah tumbuh dewasa dan masih mengenalinya.

"Kenapa Ayah baru kembali? Aku dan Ibu sangat mencemaskan Ayah." Ucap Mayu sambil memeluk Ayah yang sudah lama tidak ia jumpai.

"Maafkan Ayah Nak. Maafkan Ayah." Ucap Ayah membalas pelukan anak semata wayangnya itu.

"Oh ya yah, perkenalkan ini Gadis, dia temanku. Gadis, ini Ayah ku. Kau pasti pernah mendengar cerita dari ibuku kan?" Tanya Mayu memastikan.

"Tentu saja, salam kenal Ayah Mayu. Maaf tadi saya tak tau jika Ibu Raflesia itu adalah ibunya Mayu. Kak Mayu, mungkin Ayah sebaiknya masuk ke dalam dan istirahat dulu." Ucap Gadis dengan rasa tak enak hati kerena membuat Ayah Mayu sempat salah paham. Mendengar ucapan Gadis, Mayu pun mepersilahkan Ayahnya untuk masuk, tak lupa ia mengucapkan selamat datang untuk Ayahnya.

"Ayah tak menyangka jika kedatangan Ayah masih di sambut baik oleh Mayu. Ayah kira Mayu akan tumbuh dengan kebencian kepada Ayah karena meninggalkan Ibu dan Mayu. Dimana Ibu mu?" Kata Ayah kepada mayu sebelum akhirnya ia duduk di sofa ruang tamu.

"Mayu tidak pernah didik oleh orang tuanya untuk membenci seseorang. Jadi mana mungkin Mayu membenci Ayahnya sendiri." Ucap Mayu yang kembali merasa terharu karena masih tak menyangka Ayahnya kembali ke rumah, ia menyeka air mata yang sempat menetes di pipinya.

"Akan segera ku panggilkan ibu."

Melihat Mayu dan Gadis melangkah pergi membuat Ayah sangat terharu dengan mata berkaca kaca, dia sangat bersyukur anaknya tumbuh menjadi gadis yang bijaksana seperti itu. Anaknya yang sekarang sudah menjadi wanita dewasa yang sangat cantik seperti ibunya. Adapun rasa penyesalan karena telah melewatkan pertumbuhan anaknya demi mengejar karirnya.

Tak hanya Ayah yang berkaca kaca, nyatanya Mayu pun tak tahan membendung tangis bahagiannya akan ke pulangan Ayahnya. Ia terlalu kuat memahan tangis saat di depan ayahnya, namun bendungan tangisnya seketika runtuh setelah berpaling dari ayahnya dan pergi memanggil ibunya.
Melihat Mayu yang menangis sesenggukan membuat Gadis menyarankan agar Mayu menenangkan diri dulu di kamar, biar dia yang memanggil ibu. Gadis merasa kalau lebih baik memberi Ayah dan Ibu waktu berdua untuk menyelesaikan masalah mereka.

Mayu pun mengikuti saran Gadis. Ia memasuki kamarnya dan Gadis memasuki kamar ibu untuk membangunkannya karena sejak tadi ibu memang sedang tidur siang.

"Ibu, bangunlah. Ada yang mencari ibu. Dia sedang menunggu di ruang tamu." Ucap Gadis membangunkan Ibu dan memastikan kalau ibu benar benar bangun dan mendengar apa yang dia ucapkan.

"Siapa? Ibu baru saja bermimpi tentang Ayah tapi malah dibangunin." Grutu Ibu kepada Gadis yang membangunkannya tapi ia tetap menurut untuk bangun dan menemui tamu yang mencarinya. Ibu terlalu lelah untuk bangun, mungkin tubuhnya mulai melemah karena penyakit yang di deritanya.

....

Ibu POV
-

Saat Gadis memasuki kamar Mayu, mau tidak mau aku tetap harus bangkit untuk menemui tamu itu. Segera ku merapikan diri untuk menemui tamu yang menggangu tidur siang ku. Padahal seharusnya aku bisa bermimpi lebih penjang tentang Ayah Mayu, tapi selalu saja ada hal yang menganggu mimpi ku itu.

Dengan mata sayu yang masih amat mengantuk, aku pun memaksakan diri untuk menemui tamu itu.

Tapi, apa yang ku lihat??

Sepertinya aku masih bermimpi
Apakah mimpi rasanya bisa senyata ini? Kalau iya aku ingin bermimpi seperti ini setiap hari.

Akankah ini terjadi karena umurku sudah tak panjang lagi?

Aku mulai mendekati orang yang di duduk di kursi tamu itu. Tampak belakangnya sangatlah mirip dengan Ayah Mayu. Walaupun sekadar imajinasi, ini sungguh membahagiakan karena aku bisa sedekat ini dengannya. Dan ini terasa sangat nyata.

Ketika ia mulai memalingkan wajahnya ke arahku, benar saja wajahnya sangat mirip dengan Ayahnya Mayu. Aku sudah menduga kalau ini benar benar mimpi yang sangat luat biasa.

"Aku kembali." Ucap Pria itu kepadanya dengan mata yang berkaca kaca.

.....
Tunggu, bukankah orang mati kalau di dalam mimpi tidak akan berbicara. Kenapa dia bisa berbicara? Apa dia sesosok jin yang berubah jadi Ayah Mayu?

"Apa kamu terlalu marah kepadaku sehingga kamu tak senang akan kembalinya diriku?" Tanya Pria itu lagi kepadaku

......
Kenapa dia banyak bicara? Ku rasa dia benar ayah Mayu. Ini benar benar mimpi yang gila.

"Aku memang pria yang bermuka tebal. Setelah meninggalkan anak dan istrinya, dia dengan beraninya menginjak kan kaki untuk kembali ke rumah ini." Ucap Pria itu lagi dan kali ini dia meneteskan air matanya.

......
Jangan-jangan menangis! Akankah dia benar Ayah Mayu? Bisakah aku memeluknya?

"Kurasa kamu memang belum memaafkanku." Ucap Pria itu lalu menyeka air matanya yang beberapa kali menetes lalu pamit untuk pergi.

........
"Tunggu, apakah kamu Ayah Mayu? Ini mimpi kan? Apakah kamu Ayah Mayu?" Ucapku memastikan agar bayangan pria itu tak pergi lagi dan menghilang dari pandanganku seperti mimpi yang sebelum sebelumnya.

Dan benar saja, pria itu memberhentikan langkahnya. Ketika ia berpaling, ia malah menatapku dengan senyum tersungging di wajahnya.

"Kau mengira ini mimpi?" Ucap pria itu heran kepada ku dan tentu saja akupun makin terheran mendengar pertanyaannya.
Akupun mencubit tanganku dengan keras dan benar aku merasa sakit. Ini bukan mimpi. Aku pun menatap pria itu dengan raut wajah terkejut. Dia benar benar Ayah Mayu. Dia nyata. Dia ada di sisiku sekarang. Dia kembali kepadaku.

-
Ibu POV End

-
-
-

Melihat raut wajah ibu yang terkejut akan keberadaan Ayah, membuat Ayah semakin bersalah telah meninggalkannya. Ia langsung berjalan cepat dan memeluk ibu. Ibupun membalas pelukan ayah untuk sekadar melepaskan rasa rindu yang sekian lama sudah bertumpuk.

"Maafkan aku yang baru kembali. Maafkan aku yang terlalu egois meninggalkan kalian. Maafkan aku yang membuatmu khawatir. Maafkan aku yang membuat air matamu tak berhenti mengalir. Maafkan aku yang membuatmu banyak pikiran dan membuat tubuhmu semakin rapuh." Ucap Ayah penuh penyesalan kepada wanita yang sangat dicintainya itu.

"Tentu saja, itu bukan hanya kesalahanmu. Di sini aku juga bersalah, kita sama sama mengedepankan ego. tapi tentu saja salahmu jauh lebih besar, kenapa kamu baru kembali sekarang? Kamu menghilang tanpa kabar selama 11 tahun, kau pikir aku bisa mudah memaafkanmu, huh? Aku sudah lelah mencarimu kesana kemari tanpa hasil. Aku bahkan mengira kamu sudah tiada tapi Hati ku tidak menerima itu. Kamu harus minta maaf karena kau membiarkanku merindukan dirimu di setiap harinya. " Ucap Ibu sambil menangis tersedu sedu dan Ayah hanya bisa mengucapkan kata maaf sambil mengeratkan pelukannya.

Tanpa mereka sadari Mayu dan Gadis melihat mereka dari kejauhan.

"Seperti drama kan?" Ucap Gadis di sebelah Mayu sambil menenangkan wanita yang lebih tua darinya itu.

"Ini memang sebuah drama kehidupan." Kata Mayu yang sedikit terhibur dengan ucapan Gadis, apalagi melihat keduanya orang tuanya yang dengan mudahnya kembali bersatu dengan kekuatan cinta. Ia sangat senang tak ada amarah atau kesedian yang menyelimuti keduanya. Hanya ada rasa bersyukur dan bahagia karena mereka bisa kembali bersama.

"Lebih baik kamu juga kesana, Ayahmu pasti sangat merindukanmu juga." Ucap Gadis menarik Mayu yang masih bersembunyi di balik pintu kamarnya.

"Ayolah, kamu itu berat. Jadi kamu bisa kan berjalan sendiri tanpa ku dorong." Protes Gadis sambil mendorong Mayu yang masih susah untuk melangkahkan kakinya.

"Berat badanku cuma 59 kg, jadi jangan bilang lagi kalau aku itu berat. Ini sudah ideal." Ucap Mayu tak terima dengan ejekan Gadis.

"Ideal apanya. pergi sana! Gunakan kaki mu untuk berjalan, mereka berdua sedang menunggumu." Ucap Gadis yang kembali mendorong Mayu.

Mayu pun menurut dengan perkataan Gadis. Ia mulai berjalan ke arah kedua orang tuanya berada, tapi ia melakukannya sambil menarik tangan Gadis. Sehingga keduanya berjalan bersama menuju orang tua Mayu. Hal itu membuat Gadis sedikit terkejut, karena mungkin ia akan menjadi penggangu di momen ini. Karena ia hanyalah orang asing yang menumpang hidup di keluarga harmonis ini.

Tapi tak disangka ketika Mayu menghampiri kedua orang tuanya dan memeluk keduanya, Ayah dan Ibu mengajak Gadis untuk bergabung. Gadis sangat terkejut akan hal itu dan matanya mulai berkaca kaca. Ia mendekati ketiga orang itu, dan mereka berempat berpelukan. Entah mengapa Gadis sangat merindukan akan hangatnya sebuah pelukan dari sebuah keluarga. Dan sekarang ia merasakannya. Hal ini terasa seperti utang yang tebayar lunas. Tanpa ia sadari ia air matanya menetes menerima momen seperti ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Relationship Part 9 Relationship Part 9 Reviewed by Lilis Mardiana on January 04, 2020 Rating: 5

No comments:

Berkomentar itu memang sulit :" Terima Kasih!

loading...
Powered by Blogger.