Relationship Part 7

RELATIONSHIP

Hanya berbicara tentang cinta. Temukan cintamu terhadap apapun itu. Karena takdir baik hanya untuk hati yang baik. Dan hati yang baik tercipta karena terselimuti dengan kehangatan cinta.
.
.
.

Part 7 : Karakter Baru, Siapa?
.
.
.
.
.

......

"Beneran aku nggak harus masuk ke dalam rumah buat sekadar menyapa ibu?" Tanya Edo yang masih menunggangi sepeda motornya sambil memberikan helmnya ke pada Mayu.

"Haiyah, kaya siapa aja sih kamu tuh, nggak perlu seformal itu." Jawab Mayu santai sambil menerima helm pemberian Edo lalu membonceng di jok belakang.

"Ini kita jadi ke Center Tour kan?" Tanya Edo menyakinkan Mayu sebelum ia membiarkan motornya merayap di aspal.

"Iyaa Kang Ojek. Sesuai aplikasi aja ya Kang wkwkwk." Jawab Mayu dengan guyonan renyah yang sering ia lontarkan kepada Edo.

-
-
-

Center Tour
-

"Aku deg deg kan. Kamu nggak mau nganterin gitu sampai kedalam? masa cuma nunggu di parkiran." Ucap Mayu memberi kode sama Edo.

"Yaelah di sana nggak ada binatang buas tau, nggak akan gigit. Yang menakutkan itu kalau kamu nggak deg deg an" Jawab Edo

"Mati dong. ya udah lah bodoamat. Moga aku beruntung." Ucap Mayu menyakinkan diri sendiri lalu mulai melangkah memasuki kantor.

"Iyaa semangat!" Teriak Edo mengiringi langkah Mayu dan di balas dengan lambaian tangan oleh Mayu.

-
-
-

Sebagai seorang teman yang setia kawan, Edo masih senantiasa menunggu Mayu di Parkiran. Ia memainkan sebuah game di ponselnya untuk mengusir rasa kejenuhan yang menerpa bagai angin badai. Dan tiba tiba ia mendapatkan 1 pesan baru dari kakaknya.

Beep..beeppp.....beeeeppp...📳 (nada ada pesan baru)

.....

Edo, keadaan Bunga makin kritis nih, sebaiknya kamu segera dateng kesini, sambil menyiapkan hati kalo nanti terjadi apa apa sama Bunga.
Apaa?!
Jangan ngomong kayak gitu kali kak, semua baik baik saja.
Bunga akan kembali sadar.

Aku akan segera kesana!

........

-

Mayu, nanti kamu pulang naik ojol yah, tiba tiba Bunga kritis lagi. Maaf.

Seperti itulah pesan singkat yang Edo kirimkan untuk Mayu sebelum ia mengeluarkan motornya dari parkiran lalu pergi menuju Rumah Sakit tempat Bunga di Rawat.

-
-
-

Rumah Sakit Cinta Natural
-

Setelah tibanya di rumah sakit, Edo pun bergegas untuk menuju ruang tempat Bunga di rawat. Dan benar saja, di depan kamar rawat itu sudah ada Ibu dan Ayah Bunga yang sedang menunggu hasil penanganan dokter dengan cemas.

Edo yang baru tiba pun mulai terasa berat pada kakinya untuk melanjutkan langkah mendekati ruangan dimana Bunga berada. Apalagi ketia ia melihat Ibu yang menangis sesenggukan di depan ruangan itu. Pikiran pikiran buruk pun mulai terlintas di benaknya.

Jika ia membiarkan pikiran buruk menghantui otaknya, itu bukanlah Edo. Ia segera menguasai diri lagi lalu mulai berjalan cepat menemui orang tua Bunga.
"Bu, Semua akan baik baik saja. Selama 2 bulan ini Bunga masih kuat bertahan, jadi tak akan terjadi apa apa. Bunga akan akan baik baik saja." Ucap Edo yang ikut berjongkok di hadapan Ibu Bunga sambil meneteskan satu air matanya yang segera ia tepis.

Melihat Edo yang sempat meneteskan air mata karena kekhawatirannya pada anaknya, membuat ibu sadar akan tangisnya yang membuat suasana menjadi semakin memilukan. Ia yakin tak hanya dia yang mengkhawatirkan Bunga. Masih ada Ayah Bunga dan Pria di depannya ini yang begitu sangat mengkhawatirkan bunga.

"Seharusnya kamu datang lebih awal dan membagi lebih banyak pikiran positifmu itu kepada ku, jadi aku tak perlu banyak membuang air mata yang memusingkan kepala." Ucap ibu tersenyum sambil menyeka sisa sisa air matanya.

Melihat ibu yang sudah tak menangis, membuat hati Edo kian lega. Tentu saja tanpa mereka sadari keduanya saling menguatkan untuk tidak khawatir berlebihan. Semua akan baik baik saja.
Dan kebetulan, pada saat itu dokter sudah keluar dan segera memberitahu keadaan bunga kepada ketiga orang yang sedang harap harap cemas akan keadaan Bunga.

"Akibat benturan keras itu, membuat cidera baru lagi di otak Bunga. Hal ini menyebabkan tubuhnya merespon dengan membuat tekanan darahnya anjlok turun dan mempengaruhi kinerja jantungnya. Di beberapa hari kedepan mungkin akan terjadi lagi dan mengakibatkan komplikasi yang lebih parah. Jadi jika 3 hari kedepan keadaan Bunga masih belum terjadi hal baik, pihak rumah sakit tidak akan bisa membantu banyak. Bunga masih hidup sampai sekarang karena bantuan oksigen. Jika lebih dari 3 hari tubuh Bunga tak merespon baik, lebih baik akan ada tindakan pelepasan pasokan oksigen untuk Bunga karena sudah tak akan ada harapan lagi untuk sadar. Hanya campur tangan Tuhan yang dapat menyelamatkan Bunga." Ucap dokter tentang kabar buruk yang didapatnya setelah memeriksa keadaan bunga. Kemudian ia segera pergi dan meninggalkan keluarga yang sedang berduka akan kabar buruk itu.

Ibupun tak kuasa membendung air matanya lagi. Ia kembai menangis ketika ia mulai memasuki ruangan Bunga di rawat. Ia melihat putri semata wayangnya yang harus terbaring tak berdaya di ranjang itu. Ibu dan Ayah tentu saja merasa bersalah akan keadaan bunga sekarang. Mungkin jika waktu bisa terulang, Ibu dan Ayah tidak melakukan pertengkaran itu dan lebih memperhatikan Bunga.

-
-
-

Flashback
-

Bunga Kecil selalu bermain seorang diri, Ibu dan Ayahnya selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

'Bunga, Ayah dan Ibu kerja buat cari uang yang banyak. Jadi, bunga bisa beli apapun yang bunga mau.'

Itulah kalimat bujukan yang selalu kedua orang tuanya lontarkan, bahkan hingga dewasa pun bunga mulai muak akan kesibukan orang tuanya. Untungnya, bunga bukan lah wanita yang bodoh. Walaupun dia kurang kasih sayang, ia tidak ingin tengelam dalam depresinya itu. Sebagai pelampiasannya, ia sangat aktif bersosialisasi di organisasi sekolahnya dan itu menjadikannya mempunyai banyak teman.

Walaupun begitu, ia masih merasakan rasa haus akan cinta orang tuanya, makanya ia selalu menyempatkan pergi berkunjung ke rumah kakeknya yang tak jauh dari sekolahnya. Meskipun Kakeknya tinggal sendiri, ia masih cukup kuat untuk menjadi sandaran keluh kesahnya. Dan bagi Bunga keberadaan kakeknya itu sudah lebih dari cukup sebagai penganti kedua orang tuanya.
Ketika ia mulai kuliah di sebuah universitas, kegiatannya semakin berlipat ganda.

Apalagi ia juga harus melakukan kerjaan sampingan untuk memenuhi hidupnya sehari hari. Ia terlalu tau diri akan biaya kuliahnya sekarang yang cukup tinggi. Dan sayangnya, karena kesibukannya itu, ia mulai melupakan kakeknya yang beberapa hari belakangan di rawat di sebuah rumah sakit.

Barulah ketika ada kesempatan libur,ia memutuskan untuk pulang kerumah dan menjenguk kakeknya bersama kedua orang tuannya. Tapi sayangnya, ketika di rumah ia malah mendapati kedua orang tuanya bertengkar tentang pengeluaran uang bulan ini yang membengkak. Tentu saja, faktor utama terjadinya hal itu karena biaya kuliah Bunga yang tinggi.

Merasa kedatangannya tak di sambut dan juga ternyata ia yang menjadi sumber pertengkaran kedua orangnya membuat Bunga engan untuk melangkah mendekati orang tuanya. Tapi ia tetap memaksakan diri untuk menemui kedua orang tuanya dan nyatanya Bunga pun tak mendapat respon yang baik dari orang tuanya. Ayahnya menasihati Bunga untuk tidak menyia nyiakan masa kuliahnya karena biayanya sangat mahal. Dan ibupun menasihati demikian.

Merasa mulai muak mendengar nasihat orang tuanya, Bunga bergegas untuk pergi menjenguk kakeknya di rumah sakit dengan menaiki sepeda motornya seorang diri.

Sebenarnya Bunga juga tak ingin banyak merepotkan orang tuanya, tapi nyatanya kepintarannya di akademik tidak terlalu tinggi jadi dia tidak bisa mengambil beasiswa. Dan kenapa ia memilih universitas yang mahal? Karena hanya itu universitas cukup ternama yang di rasa Bunga sangat tepat untuknya. Ia sangat menyukai dunia medis, jadi ia ingin mencari universitas yang unggul dalam hal itu. Dan karena berkuliah universitas itu lah, ia bisa magang di sebuah Rumah Sakit yang di impikan semua orang.

Ketika ia sampai di rumah sakit, Bunga malah mendapati kabar buruk dari kakeknya. Ia menangis haru melihat dokter yang sedang berusaha menyelamatkan kakeknya, namun apalah daya jika takdir sudah berkata. Kakek Bunga pun meninggal dunia tanpa sempat Bunga menjenguk dan bertatap muka. Barulah tak berselang lama kedua orang tuanya datang.

Ibunya sempat memeluk Bunga karena mengetahui keadaannya yang terlihat kacau. Tapi karena Bunga tak mendapatkan kehangatan akan pelukan itu, Bunga pun melepaskan pelukannya lalu pergi begitu saja dari rumah sakit.

Walaupun ia sempat di hentikan oleh Ayah Ibunya, ia tetap pergi sambil mengendarai sepeda motornya seorang diri. Pikirannya sudah buyar tak karuan. Kejadian hari ini cukup membuat tubuhnya terguncang hebat dan sangat terpukul. Semua kenangan akan Kakeknya di sertai rasa bersalahnya yang jarang menjenguk kakenya itu mulai terlitas seluruhnya di otaknya. Makanya ketika ada semua truk yang melaju dari arah depan, ia tak berkonsetrasi dan terjadilah kecelakaan parah yang hampir saja merengut nyawanya di tempat kejadian.

-
Flashback End

-
-
-

Mayu sudah dalam perjalanan menuju rumahnya. Dan sesampainya di rumah ia mendapati Gadis yang masih saja menonton tv.

"Aku gagal tadi. Aku mau kerja apa? Padahal aku pengen banget jadi pemandu perjalanan." Curhat Mayu yang lekas melemparkan dirinya ke sofa dan duduk di sebelah Mayu.

"Apa kamu nggak bisa tanya teman kamu tentang loker? Biasanya teman lebih membantu daripada cari cari sendiri." Jawab Gadis yang mulai prihatin akan keadaan Mayu.

"Jangan menyindirku, teman yang ku punyai cuma Edo. Dia itu dokter baru di Rumah Sakit Mahal. Dan ia hanya tahu loker di area rumah sakit dan menyuruhku untuk belajar lagi di bidang farmasi siapa tahu mungkin kita berdua bisa bekerja di satu tempat. Tapi tentu mana bisa, IQ ku terlalu pendek buat memikirkan zat zat kimia itu dan lagi pula aku sudah memyelesaikan studi ku di bidang pariwisata. Tapi aku bingung sendiri bagaimana aku bisa bekerja sebagai pemandu tour." Jelas panjang lebar Mayu yang membuat Gadis jenuh.

"Cari aja di internet, banyak website yang membuka jasa info loker, begitupula di media sosial juga banyak. Ya walapun nanti keterima atau nggaknya masih tergatung keberuntungan." Jawab Gadis spontan yang membuat Mayu ternganga karena Makhluk di sampingnya ini memang lebih pintar dari dirinya.

"Tentu saja aku pintar!" Ucap Gadis membanggakan dirinya. Tiba tiba ia merasa ingin tau lebih tentang Edo, karena merasa Edo adalah orang spesial bagi Mayu.

"Kamu menyukainya kan?"

-
-
-

Flashback
-

Saat menerima pesan dari Edo ternyata Mayu sudah menyelesaikan urusannya dan hampir saja berjalan menuju parkiran. Tentu saja ia kecewa ketika mendapat pesan itu, karena ia sedang dalam kondisi keputusasaan karena gagal masuk jadi pemandu tour tapi malah di tinggal Edo yang lebih mementingkan kondisi Bunga. Dalam Batinnya ia menyadarkan diri sendiri kalau dia memanglah bukan siapa siapa.

-
Flashback End

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Relationship Part 7 Relationship Part 7 Reviewed by Lilis Mardiana on January 03, 2020 Rating: 5

No comments:

Berkomentar itu memang sulit :" Terima Kasih!

loading...
Powered by Blogger.