Relationship Part 14

RELATIONSHIP

Hanya berbicara tentang cinta. Temukan cintamu terhadap apapun itu. Karena takdir baik hanya untuk hati yang baik. Dan hati yang baik tercipta karena terselimuti dengan kehangatan cinta.
.
.
.

Part 14 : Bahagia itu Sederhana

.
.
.
.
.

Satu bulan kemudian
-

Kehidupan Mayu kembali berjalan seperti manusia normal lainnya. Ibunya sudah dinyatakan sembuh dari penyakitnya karena memang penyakit ibu baru di tahap awal jadi hanya dengan beberapa terapi sudah bisa menyembuhkan penyakit ibu secara total.

Dan tentu saja, ditambah kembalinya Ayah Mayu membuat rumah mereka ramai seperti dulu. Mayu dan Ayahnya sangatlah kompak. Terkadang mereka sengaja menjahili ibu, bahkan bisa di bilang Mayu lebih akrab dengan Ayahnya. Terkadang ia bercerita dengan Ayahnya tentang teman kerjanya yang selalu menjengkelkan. Ada juga momen momen sulit yang harus ia alami di lingkungan kerjanya ia curahkan semua kepada Ayahnya. Dan Ayahnya selalu menanggapinya dengan sangat baik. Berbeda dengan ibu yang malah akan memarahinya.

Orang orang disekitarnya mulai memanggil keluarga ini sebagai keluarga pinus lagi. Karena tak jarang keluarga ini piknik bersama di taman. Dan tentunya tingkah Ayah Mayu yang semakin romantis dengan Ibu Mayu membuat orang lain merasa iri. Bahkan tak jarang Mayu sendiri iri melihat keharmonisan orang tuanya.

Kebahagiaan Keluarga Pinus ini dapat dengan mudah memanjakan mata orang yang melihatnya. Betapa Ayah yang sangat mencintai ibu dan juga sebaliknya. Begitu pula Mayu yang mencintai kedua orang tuanya dan juga sebaliknya. Rumah sederhana yang diwarnai canda tawa, ejekan ringan, bahkan tangis bahagia menghanyutkan semua orang yang melihatnya.

Walaupun keluarganya sangat bahagia tapi Mayu masih merasakan akan seseorang yang dia lupakan. Tapi tentu saja ia tidak ingat siapa itu. Bahkan ketika ia bertanya kepada ibu, ibu malah menyuruhnya berhenti untuk berkhayal.

"Ya sudah lah, hari ini aku harus kembali bekerja jadi aku tidak mau telat." Ucap Mayu yang buru buru menghempas habis nasi goreng buatan ibu dan yang terakhir meminum air putih di gelas yang ia sediakan tadi.

"Kamu nggak di jemput Edo? Biasanya kalau ada apa apa juga sama Edo." Ucap Ibu yang masih memakan nasi gorengnya yang belun habis

"Tidak Bu. Sejak Bunga sudah sadar, Edo menemani Bunga hampir full time 24 jam. Btw sekarang kan Ayah ada jadi..... Ayah anterin aku ya?" Kata Mayu manja yang mungkin terjadi karena efek pertumbuhan karakter yang terhambat.

Dengan segera, Ayah menghabiskan sisa nasi goreng yang masih ada di piringnya.
"Siap tuan Putri!" Ucap Ayah yang kemudian mempersiapkan diri dengan mengambil jaketnya.

-
-
-

Rumah Sakit Cinta Natural
-

"Kenapa Kamu masih disini? Kau membuatku seperti Lead Female yang bahagia di drama romantis." Ucap Bunga lirih sambil mengusap kepala Edo yang tertidur di sampingnya.

Mendapat usapan itu tentu membuat Edo terbangun. Dengan perlahan ia membuka matanya dan melihat wanita yang sangat dicintainya itu sedang menatapnya dengan mata yang sayu. Mata yang sangat butuh perlindungan darinya. Mata yang membuat dirinya sangat berharga dan berguna di dunia ini.

"Mana bisa aku meninggalkanmu. Bahkan rasanya aku ingin melihatmu seperti ini saat ku buka mata ku pertama kalinya di setiap pagi ku." Ucap Edo yang menggenggam tangan Bunga yang tadi membelainya.

"Apakah ini sebuah lamaran?" Tanya Bunga yang terkekeh geli melihat Pacarnya yang sangat pintar berkata kata.

"Mana bisa aku melamarmu dengan situasi seperti ini. Untuk sekarang aku hanya ingin kamu segera pulih." Ucap Edo tulus sambil membelai lembut rambut Bunga yang masih lemah dan terbaring di ranjang.

Ceklekk......

"Bunga...." suara ibu yang datang menjenguk putrinya bersama sang Ayah

"Kenapa kalian baru datang, aku sangat merindukan kalian." Balas Bunga tersenyum kepada orang tuanya.

Mendengar anaknya yang menyambut kedatangannya membuat ibu benar benar terharu. Tak bisa di bayangkan apa yang akan terjadi jika anaknya tidak sadar pada hari itu. Mungkin Ibu tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

Ibu dan anak itu pun akhirnya saling berpelukan. Hanya ada kebahagiaan yang menyelimuti mereka. Dan saat inilah Bunga merasakan kasih yang sangat hangat dari ibunya, entah mengapa ia seperti familiar dengan pelukan ini. Bahkan ia merasa telah mendapatkan pelukan yang lebih hangat dari ini. Tapi dengan siapa?

Tiba tiba...

"Ayah Ibu, saya Edo Halipetir ingin meminang putri anda menjadi istri saya." Ucap Edo yakin menatap kedua orang tua Bunga secara bergantian.

"Apa kau gila?! Putriku baru berusia 19 tahun dan sekarang masih terbaring di ranjang. Jika belum lulus kuliah, Tidak boleh ada pernikahan!" Ucap Ayah tegas mendengar permintaan Edo yang sangat berani itu.

Dan hal itu malah membuat Bunga mengejek Edo karena sungguh berani melamarnya di depan orang tuanya. Tapi dia tersentuh dengan keberanian Edo ini, Dia memang tak akan salah telah memilih Edo untuk menjadi pendampingnya sekarang dan di masa depan. Di sisi lain dia juga senang dengan kejadian ini, akhirnya ia tahu jika Ayahnya masih sangat memperdulikannya. Untuk menenangkan suasana Ibu pun mengajak Ayah untuk pergi keluar sebentar untuk bertemu dokter.

"Pokoknya tidak ada pernikahan sebelum lulus kuliah!" Ucap Ayah sebelum akhirnya di tarik ibu dan pintu pun tertutup.

Melihat situasi ini, Bunga pun melihat Edo yang kecewa. Ia menggengam tangan Edo meyakinkan kalau keputusan Ayahnya adalah benar.

"Tidak peduli entah nanti atau sekarang. Aku tetaplah istrimu di masa depan. Jadi tenanglah aku akan selalu bersamamu." Ucap Bunga menggengam tangan Edo
Ucapan itu sukses membuat hati Edo kembali membaik dan akhirnya ia memeluk Bunga.

"Cepat selesaikan kuliahmu, aku tak sabar menantikan hari itu." Ucap Edo sambil mengeratkan pelukannya pada Bunga. Dan hal itu malah membuat Bunga tersipu dan mengacak rambut Edo karena dia sangat menggemaskan.

"Aku sunggu wanita yang benar benar beruntung, terima kasih untuk semuanya." Balas Bunga dan memeluk Edo lebih erat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Relationship Part 14 Relationship Part 14 Reviewed by Lilis Mardiana on January 05, 2020 Rating: 5

No comments:

Berkomentar itu memang sulit :" Terima Kasih!

loading...
Powered by Blogger.