Relationship Part 8

RELATIONSHIP

Hanya berbicara tentang cinta. Temukan cintamu terhadap apapun itu. Karena takdir baik hanya untuk hati yang baik. Dan hati yang baik tercipta karena terselimuti dengan kehangatan cinta.
.
.
.

Part 8 : Datang dan Pergi adalah Hal Biasa


.
.
.
.
.

.....

"Kamu menyukai Edo kan?"

Pertanyaan sekali itu terus saja terngiang berkali kali di pikiran Mayu. Tadi ketika Gadis bertanya akan perasaannya itu, dia berusaha menyangkal apa yang dipikirkan Gadis karena memang dia dan Edo hanya teman di zona nyaman. Tapi sangkalan itu tidak lah berguna, karena Gadis sepertinya tidak percaya. Ataukah memang Mayu yang terlalu bodoh untuk berbohong?

Edo sudah mempunyai wanita yang sangat di cintainya yaitu Bunga. Mana mungkin Mayu dengan vulgarnya berkata jika ia juga menyukai Edo. Ia masih mempunyai sedikit kepintaran untuk memikirkan hal itu.

Dalam pikirnya, mungkin ia menyukai Edo karena memang laki laki itulah yang selalu dia lihat dan perhatikan. Jika memang ada pria lain selain Edo, mungkin hatinya tidak akan hanya di tempati oleh Edo. Makanya ia segera menepis rasa sukanya untuk Edo karena memang nyatanya kesempatan untuk memiliki Edo sangatlah kecil.

Mayu bukanlah seorang wanita yang jika mencintai seseorang harus memilikinya. Ia lebih bahagia jika orang yang di cintainya itu bahagia walaupun ia harus mengiklaskan orang yang dicintainya itu bahagia bersama orang lain. Itu adalah prinsipnya dalam menjalani sebuah percintaan.

Mayu segera menyadarkan dirinya jika ia sangat menyakini prinsipnya itu. Ia kembali fokus untuk menjelajahi dunia di laptopnya untuk mencari lowongan pekerjaan. Dan benar saja yang di katakan Gadis tadi. Ia menemukan banyak lowongan kerja tapi ia mendapati jika kesekian banyaknya loker itu berada di luar kota. Mana bisa ia melamar disana dan pergi meninggalkan ibunya dimana 2 hari lalu ia sudah berjanji untuk setia menemani ibunya.

Akhirnya, setelah lelah mencari ia menemukan satu loker yang sekiranya cocok. Tentu saja melihat itu membuat nyali Mayu ciut karena kemungkinan ia di terima sangat kecil. Tapi ia tetap optimis untuk melamar pekerjaan itu secara online.

Dan sayangnya saat ia akan mengirim berkas lamarannya ternyata kuota pelamar sudah penuh. Mayu tak henti henti mengumpatkan akan kesialannya hari ini. Ia akhirnya memutuskan untuk mencari loker besok karena siapa tau memang hari ini adalah hari sialnya, dan besok adalah hari keberuntungannya.

-
-
-

Keesokan Harinya
-

"Kita mau kemana hari ini?" Tanya Gadis yang sudah berdandan cantik dan siap untuk berpergian dengan Mayu.

"Kemana lagi kalau bukan mencari loker. Saranmu kemarin tidak membantu sama sekali dan hari ini aku mau mencoba berkeliling lagi ke beberapa Yayasan, siapa tau membantu." Jawab Mayu sambil menyerahkan helmnya ke Gadis lalu ia segera menyalakan motor yang sudah ia tunggangi itu.

"Jadi aku hanya menemanimu? Yah ku kira kita mau jalan jalan, makan makan, sama shopping." Ucap Gadis lesu yang langsung duduk di jok belakang dan memakai helm.

"Kau mana punya cukup uang untuk hidup seperti itu. Lebih baik kita segera berangkat dan aku akan segera mendapatkan kerja dan membelikan mu sesuatu dari gaji pertamaku. Ya, walau kita masih menunggu satu bulan lagi untuk mendapatkan gaji itu." Kata Mayu yang mulai melajukan sepeda motornya. Dan ucapannya itu hanya ditanggapi senyum getir dari Gadis yang tentu saja ia menyadari akan dirinya yang tak akan bisa lebih lama lagi untuk tinggal.

-
-
-

Kini mereka sudah beberapa kali keluar masuk dari berbagai yayasan dan tak ada satu pun loker yang sesuai dengan keinginan Mayu. Bahkan ketika ia ke berbagai center tour pun ia tak mendapat kesempatan untuk bisa bekerja. Akhirnya Mayu dan Gadis mulai lelah dan mereka mampir di salah satu warung bakso di pinggir jalan.

Melihat Mayu yang mulai lelah akan perjuangannya mencari loker membuat Gadis sedikit iba. Ia sendiri tidak ingat akan kehidupannya sebelumnya, apakah ia juga seperti Mayu yang kesana kemari dan di tolak oleh semua pihak? Mungkin saja memang demikian, karena bisa saja kehidupan sebelumnya sangatlah menyedihkan makanya ia melupakan semua ingatan itu.

"Ini aku ada info loker lagi nih." Ucap Mayu yang memperlihatkan Hp nya kepada Gadis.
 
"Boleh juga tuh, tempatnya tak jauh dari rumah dan sepertinya ini sangat cocok untukmu." Kata Gadis dengan tersenyum karena lega akhirnya Mayu bisa kembali bersemangat karena menemukan loker itu.
Dan benar saja baru juga mengirim lamaran, ia mendapat balasan untuk interview besok.

"Wah ini gila langsung disuruh interview. Apakah ini dapat dipercaya? Jangan jangan Qnet." Jelas Mayu yang mulai curiga dan mulai tak yakin akan keberuntungannya.

"Kalau menurutku nggak sih ini, surat balasannya formal dan alamat yang tertera juga alamat kantornya bukan ruko ruko gitu. Coba saja siapa tau rejeki, kalau nanti di mintai uang jangan mau." Ucap Gadis sambil memakan bakso yang sudah tersaji di hadapan mereka.

"Bener juga sih, lebih baik berfikir bagaimana kalau itu kesempatanku daripada berpikir bagaimana kalau itu bukan kesempatanku." Ucap Mayu yang mulai optimis akan segera mendapatkan pekerjaan.

-
-
-

Sesampainya di rumah, mereka memutuskan untuk mengurus urusan masing masing. Tentu saja Mayu mempersiapkan berkas untuk keperluan interviewnya besok. Begitu pula Gadis yang mengurus urusannya menemani ibu menonton TV. Keduanya tentu asik menonton tayangan TV kesukaan ibu yang sekarang juga menjadi kesukaan Gadis. Keduanya hanyut dalam cerita yang di tayangkan di TV itu.

Dan sayangnya kegiatan mereka tergangu oleh iklan dan mereka harus menunggu episode selanjutnya di hari berikutnya. Ibu yang sepertinya kelelahan karena membersihkan seluruh rumah sendiri, ia memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan tidur siang disana.

"Ibu mau ke kamar dulu ya mau tidur siang, kamu lanjut aja nonton TV nya, kalo mau tidur siang jangan tidur di sofa ntar badan kamu pegal pegal." Kata ibu dengan perhatiannya, membuat hati Bunga tersentuh dan Bunga pun mengiyakan permintaan Ibu Mayu itu sambil tersenyum.

.....

Sudah 30 menit Gadis menonton TV di ruang tamu seorang diri. Namun, belum tampak rasa bosan di raut wajahnya. Ia masih menikmati nikmatnya menonton TV sambil tiduran di atas sofa dan di temani cemilan kripik singkong.

Tiba tiba terdengar dengar suara pintu yang di ketuk. Tentu saja ia sebal dengan suara itu karena menggangu kenyamanannya. Tapi karena hanya ada dirinya disini, akhirnya ia membangunkan badannya menuju pintu untuk membuka kan pintu itu.

Saat pintu terbuka, tampaklah seorang laki laki paruh baya yang tersenyum menyapa.

"Maaf, apakah nona ini tinggal di rumah disini?"

"Ya tentu saja saya tinggal disini. Bapak ada perlu apa ya? Atau mau bertemu seseorang?"

"Tidak. Sepertinya saya salah alamat. Saya kira ini masih rumahnya Ibu Raflesia."
Tak menghasilkan apa pun Bapak itu pun pamit untuk pergi. Dan Gadispun mempersilahkannya karena sudah tak ada yang di perlukan. Tapi saat Bapak itu hampir berbalik. Tiba tiba Mayu menghampirinya dan menyapanya.

"Ayah?!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Relationship Part 8 Relationship Part 8 Reviewed by Lilis Mardiana on January 04, 2020 Rating: 5

No comments:

Berkomentar itu memang sulit :" Terima Kasih!

loading...
Powered by Blogger.