Relationship Part 4

RELATIONSHIP

Hanya berbicara tentang cinta. Temukan cintamu terhadap apapun itu. Karena takdir baik hanya untuk hati yang baik. Dan hati yang baik tercipta karena terselimuti dengan kehangatan cinta.
.
.
.

Part 4 : Aku harap ini mimpi
.
.
.
.
.

Mayu masih terbaring di kasurnya dan belum sadarkan diri. Lalu siapa yang membaringkannya di ranjang?

-
-
-

Flashback
-

Saat melihat kondisi Mayu yang pingsan, Gadis berusaha dengan berbagai cara untuk membawa Mayu ke ranjangnya. Namun apa daya selisih berat badan 15kg membuat dia susah untuk membawa Mayu. Karena putus asa akhirnya ia memutuskan keluar untuk menghampiri ibu di luar kamar dan meminta bantuan darinya.

"Ibu, Kak Mayu pingsan di kamar, kurasa dia belum sarapan. Aku tidak mampu membaringkannya ke kasur seorang diri." Kata Gadis kepada ibu setelah ia menemukan ibu di halaman depan rumah.

"Benarkah?" Tanya ibu yang sedikit terkejut.
Walaupun ibu agak heran karena tidak biasanya Mayu pingsan hanya karena belum sarapan, tapi ia tidak berkata lebih banyak. Ia langsung berjalan cepat menuju kamar anaknya. Dan benar saja, di lantai sudah tergeletak Mayu yang tak sadarkan diri.

Dengan segera Gadis dan Ibu mengangkat Mayu dan membaringkannya di kasur. Tak lupa ibu meminta Gadis untuk mengambil minyak kayu putih di atas meja belajar, sedangkan ia memijit mijit kening dan kepala sang anak. Lalu ia membalurkan minyak kayu putih yang telah di ambil Gadis ke kening dan di bagian bawah hidungnya Mayu.

Setelah di rasa cukup, Ibu meminta Gadis untuk membiarkan Mayu istirahat karena mungkin Mayu terlalu keras berkerja jadi dia lelah, apa lagi dia tadi memang belum sempat sarapan.

"Iya Bu, maafkan Gadis. Gadis kesini malah menambah pikiran kak Mayu dengan target travel kita kali ini." Jelas Gadis yang tentu saja itu hanya sebuah kebohongan semata.
Ibu yang dari awal tidak menyukai anaknya menjadi Traveler pun menasihati Gadis untuk membujuk anaknya agar berhenti menjadi traveler. Mendengar itu tentu saja Gadis bingung. Kenapa harus membujuknya untuk berhenti?

"Mungkin aku harus bicara lebih panjang hari ini, dan entah mengapa aku percaya kepadamu untuk menghentikan anak ku." Jawab Ibu dengan lembut dan tulus hingga Gadis pun merasa tersentuh karena di percaya oleh seorang ibu yang bahkan baru mengenalnya kurang dari 1 jam.

Ibu mengajak Gadis untuk berbincang di ruang makan. Tentu saja, ia melakukan itu agar Gadis mau mendengarkan ceritanya sekaligus memakan semur jengkol yang ia masak. Karena tadi ia sudah memasak banyak semur jengkol, tentu akan sayang jika tidak ada yang memakannya dan di buang begitu saja.

Ibu segera menyuruh Gadis untuk duduk. Dan di meja makan pun masih tersedia piring, sendok, nasi, semur jengkol, dan beberapa lauk lainnya. Dan tak lupa ibu mengambilkan teko berisi air putih dan gelas untuk minum.

Setelah dirasa cukup, ibupun mulai duduk di depan berhadapan dengan Gadis dan ia menyuruh gadis untuk makan yang banyak sambil mendengarkan ceritanya. Karena ia akan bercerita sangat panjang kali ini. Dan hal itu hanya di balas anggukan oleh Gadis.
Barulah pada saat gadis mulai memakan makanan yang sudah ia racik di piring, ibupun mulai bercerita.

-
-
-

Ibu POV

Flashback
-

"Hari ini anak kita sedang demam tinggi, bisakah kamu mengundur rencanamu untuk terbang ke Amerika?" Tanya ku kepada Ayah Mayu sambil menggendong Mayu kecil.

"Mungkin ini terdengar egois, tapi aku benar benar harus pergi. Beberapa hari belakangan kinerjaku sangat buruk dan mungkin sudah tak akan ada pihak yang mau memberiku sponsor atas kinerja ku ini makannya aku harus pergi. Aku sangat percaya jika kamu bisa menjaganya, bukankah demam seperti ini sudah biasa buat anak anak? Jelas Ayah Mayu sambil mengepaki barang barangnya ke dalam koper.

"Ayah, jika begini akhirnya buat apa kamu masih mempertahankan pekerjaan gila ini. Terus saja meninggalkan keluargamu dan bahkan disaat genting seperti ini? Berhenti saja kau jadi seorang Traveler." Kata Ku kembali sambil berusaha mengeluarkan semua barang dari koper Ayah Mayu.

Hal itu ku lalukan pada saat itu aku masih dalam keadaan menggendong Mayu dan akupun mengeluarkan barang barang itu hanya menggunakan satu tangan ku. Tentu saja hal itu ku lakukan karena tak terima jika Ayah tetap melanjutkan perjalanan ke Amerika.

Tanpa sadar Ayah Mayu malah berteriak kepada ku untuk menghentikan tingkah laku ku yang menurutnya sudah kelewat batas.

Ketika bentakan itu aku hanya bisa mematung. Aku sangat terkejut Ayah Mayu mulai berani membentak ku, karena selama 15 tahun kami menikah dia tak pernah sedikitpun menyakiti perasaanku seperti ini. Dan saat Ayah Mayu melihatku yang hanya berdiam diri, ia segera mengepaki barang barangnya dan mulai melangkah pergi meninggalkanku.

Ia sempat berhenti ketika berada di ambang pintu dan akupun masih mematung tak bergerak sedikitpun. Hanya air mata yang mulai membanjiri pipiku dan tentu saja Mayu merasakan apa yang pada saat itu aku rasakan. Ia menangis lebih keras dari biasanya. Aku masih diam mematung dengan tatapan kosong. Tak peduli akan keadaan Mayu yang menangis dan tak peduli lagi dengan Ayah Mayu yang beberapa langkah lagi sudah pergi meninggalkanku dan hilang dari pandangan. Dalam Samar samar aku mendengar suara ayah mayu yang tentu saja ia tujukan kepadaku.

"Melihat keadaan seperti ini mungkin 'Pergi' adalah jawaban yang paling tepat."
Itu adalah kalimat terakhir darinya yang terdengar oleh telingaku. Dan akupun hanya bisa menangis dalam keheningan dan menenangkan Mayu yang tangisnya semakin menjadi.

Walaupun hal itu sangat menyakitkan, tapi aku tak bisa membencinya. Mana bisa rumah tangga selama 15 tahun hancur begitu saja hanya karena keegoisan dalam sehari itu. Makanya setiap hari aku masih menunggu ke datangannya. Terkadang aku terlalu merindukannya sehingga aku meminta temanku membelikan ku tiket pesawat untuk kepergian ku ke amerika untuk mencarinya. Ku dengar simpang siur akan keberadaanya. Tapi aku tetap tak menemukan keberadaannya. Dan yang benar benar membuat ku terpukul adalah saat ada kabar mengenai dirinya yang telah tiada. Hati ku benar benar hancur. Bahkan di saat terakhir kita pun, aku tak mengucapkan apa pun untuknya hingga akhirnya ia pergi untuk selamanya. Dan tanpa ku sadari dia memang tidak kembali hingga Mayu sekarang berumur 21 tahun.

-
Flashback end

Itulah alasanku kenapa aku memintamu membujuk anak ku untuk tidak menjadi seorang traveler. Aku tidak ingin dia berpergian jauh dan tiba tiba ia tidak kembali. Dan satu lagi, ini adalah rahasia kita berdua. Aku mengidap penyakit Zeuronisks, dimana diperkirakan aku tak akan bisa bertahan lebih lama. Penyakit itu awalnya hanya menyerang otak ku yang akan menghapus semua ingatanku. Dan setelahnya akan mulai berkembang dan mulai menggerogoti organ lainnya seperti jantung.

Jadi aku selama aku masih punya banyak waktu disini, aku ingin banyak menghabiskan waktu dengan anak ku. Aku tidak ingin dia berpergian dan pergi jauh dari ku. Dan jika di beri pilihan aku ingin dia menemukan seorang pendamping untuk menjaganya ketika aku sudah tidak bisa menjaganya. Bahkan ketika setiap hari ku sindir, tetap saja ia hanya berkhayal memiliki pacar bernama Kim Taehyung.

-
Ibu POV End

Setelah bercerita panjang lebar seperti itu, tiba tiba ibu teringat akan candaan nya pagi ini bersama Mayu. Tentu saja hal itu membuat hatinya sakit dan mulai terisak tangis.

-
-
-

Flashback
-

"MAYUUUU!!!!!!!! JAM BERAPA INIIII !!!!! KAMU NGGAK MAU MANDI APAAA?" KAMU TUH ANAK GADIS TAPI MALES MANDI GITU, PANTESAN NGGAK LAKU!"

IYAAAAAAAA!!!!! 5 MENITTT LAGIIIII!

"Kamu nggak mau makan? Ibu tadi udah masak semur jengkol buat hari ini dan besok"

"Semur jengkol lagiiii......Ya sudah lah nanti saja makanya, aku mau ke kamar dulu. Takut pacar nungguin balasan chat dari ku."

"HEH MAYU!, beraninya kau mengabaikan ibu mu ini, Makan tinggal makan aja nggak mau. Masak sendiri juga nggak bisa, sana minta makan sama pacar kamu."

"Dasar Mayu. Pacar? Berkhayal lagi dia."

"Iyaaa,memang pacar khayalan, Namanya Kim Taehyung. Dia tidak akan menyukai gadis berbau jengkol."

-
Flashback end

-
-
-

Mendengar cerita ibu dan melihat ibu menangis tersedu sedu, Gadis pun tak kuasa lagi menahan tangisnya sendiri. Akhirnya ia menghampiri Ibu dan mereka menangis bersama.

Entah mengapa Gadis merasa sangat sedih mendengar cerita ibu apalagi ketika tahu hidupnya tak lama lagi. Seketika Hal itu membuat Gadis merasakan nyeri di bagian jatungnya.

-
-
-

Tanpa mereka sadari, Mayu mendengar semua cerita itu. Ia terlalu terkejut akan kebenaran yang baru saja ia dengar. Air matanya mengalir dengan derasnya dan ia masih berdiri di ambang pintunya dengan tangan memegang kusen pintu yang cukup untuk menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Relationship Part 4 Relationship Part 4 Reviewed by Lilis Mardiana on January 03, 2020 Rating: 5

No comments:

Berkomentar itu memang sulit :" Terima Kasih!

loading...
Powered by Blogger.